Gelar Green Belt Conservation, Himasper IPB University Tanam 1000 Bibit Mangrove

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
7 September 2022 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gelar Green Belt Conservation, Himasper IPB University Tanam 1000 Bibit Mangrove di Tangerang
zoom-in-whitePerbesar
Gelar Green Belt Conservation, Himasper IPB University Tanam 1000 Bibit Mangrove di Tangerang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (Himasper), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University mengadakan kegiatan Green Belt Conservation (GBC) berupa penanaman dan monitoring mangrove di Desa Patramanggala, Tangerang, Banten. GBC merupakan salah satu rangkaian Festival Air yang diselenggarakan Himasper tahun 2022. Lebih dari 100 orang berpartisipasi dalam kegiatan adopsi mangrove ini.
ADVERTISEMENT
Kegiatan GBC 2022 dilatarbelakangi oleh masyarakat di Desa Patra Manggala yang dulunya menganggap keberadaan mangrove mengganggu budidaya udang windu. Penebangan pohon mangrove secara besar-besaran pun sempat dilakukan di daerah ini. Tahun 2006, hasil panen udang windu mencapai 20 kilogram per harinya. Namun setelah ketiadaan mangrove, hasil panen udang lambat laun menurun. Bahkan budidaya udang di daerah ini sempat benar-benar mati.
Melihat kondisi tersebut, Himasper IPB University setiap tahun rutin menanam mangrove di Desa Patra Manggala. Tahun 2022 merupakan tahun ke-4 Himasper melakukan penanaman dan monitoring mangrove. Aksi ini dilakukan karena mangrove dipercaya sebagai tanaman yang mampu menyerap emisi karbon serta merupakan daerah penting yang mendukung biota air untuk berkembang biak.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana GBC, Cecep Kurniawan mengatakan, penanaman 1000 bibit mangrove terdiri dari 500 jenis Rhizopora sp dan 500 bibit Bruguiera cylindrica. Monitoring mangrove dilakukan dengan tujuan mengetahui pertumbuhan dan kondisi mangrove dari hasil penanaman yang dilakukan selama tiga tahun sebelumnya.
“Kegiatan Green Belt Conservation selama empat tahun di Desa Patramanggala ini akan menghasilkan output berupa buku potensi ekosistem mangrove berdasarkan data kami yang diperoleh dari hasil monitoring secara berkala,” ujar mahasiswa FPIK IPB University ini.
Perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Hari Mahardika memberikan edukasi singkat mengenai teknik penanaman dan jenis-jenis mangrove. Ia mengatakan, “Penanaman bibit mangrove dapat dilakukan secara langsung dengan menancapkannya ke dalam substrat berlumpur di lahan yang sudah disediakan. Jika akar mangrove belum muncul, maka polybag tempat bibit mangrove dapat dibuat lubang kecil pada bagian bawah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, selain memiliki nilai ekologis, mangrove juga memiliki nilai ekonomis dari pemanfaatan buahnya. Buah mangrove dapat digunakan sebagai sebagai bahan pewarna batik, bahan pangan, sirup dan dodol.
Harapan besar disampaikan oleh Hadiyanto selaku Camat Kemiri, “Semoga penanaman dan monitoring mangrove ini dapat terus berkelanjutan dan memperluas lokasi penanaman ke desa lain yang ada di Kecamatan Kemiri agar potensi ekosistem mangrove dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.”
Kegiatan ini terlaksana atas dukungan dari PT Indonesia Power Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten dan para stakeholder Desa Patramanggala, seperti Camat Kemiri, kepala desa, kelompok mangrove desa, Kepolisian Sektor (Polsek) dan Komando Rayon Militer (Koramil) Mauk, Kec Kemiri. (*/Rz)
ADVERTISEMENT