Guru Besar IPB University Bimbing dan Uji Mahasiswa Wageningen University

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
14 Maret 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru Besar IPB University Bimbing dan Uji Mahasiswa Wageningen University
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar IPB University Bimbing dan Uji Mahasiswa Wageningen University
ADVERTISEMENT
Guru Besar IPB University, Prof Arief Daryanto dan Dr Dikky Indrawan, dosen Sekolah Bisnis IPB University diundang sebagai opponent dan pembimbing dalam Public Defense of PhD Thesis di Wageningen University and Research (WUR). Kegiatan diselenggarakan di Omnia Auditorium, kampus WUR, (10/3).
ADVERTISEMENT
Thesis yang dipertahankan berjudul ‘Uptake of mitigation measures against highly pathogenic avian influenza in Western Java: the smallholder broiler farmer perspective’ yang ditulis oleh Muhammad Gumilang Pramuwidyatama. Ia juga merupakan bimbingan Dr Diky Indrawan.
Bagi Prof Arief Daryanto, undangan sebagai penguji/opponent dalam acara Public Defense of PhD Thesis ini merupakan suatu kehormatan dan penghargaan, termasuk untuk IPB University. “Merupakan suatu kebanggan bagi kami, mendapatkan pengalaman menjadi salah satu promotor PhD thesis di WUR, salah satu universitas terbaik dunia ini,” ujarnya.
Lebih jauh Prof Arief Daryanto menerangkan, momentum ini sebagai sebuah proses mendudukan IPB University pada level global. Pasalnya, saat ini WUR menduduki peringkat 124 berdasarkan World University Rankings 2023. WUR berada di peringkat 1 untuk bidang Agriculture and Forestry berdasarkan QS World University Rankings 2023 dan peringkat 1 dalam bidang Agricultural Science berdasarkan the Shanghai Ranking.
ADVERTISEMENT
“Public PhD thesis defense di WUR memiliki tradisi yang sangat panjang. Upacara ini merupakan puncak aktivitas dalam praktik sains dalam suatu universitas. Ide dan konsep yang baru dikembangkan, didiskusikan dan dipertahankan dalam lingkungan publik bernuansa internasional. Antara ilmuwan tahap awal dan ilmuwan yang telah memiliki kemapanan dalam bidang ilmu yang ditekuninya,” tutur Prof Arief.
Sebagai informasi, kandidat doktor yang mengikuti Public Defense sebelumnya telah mempublikasikan penelitiannya di 3-4 artikel di top journal bereputasi. Artikel-artikelnya kemudian menjadi disertasi (thesis dalam terminologi Belanda). Meski Public Defense hanya bersifat seremoni, tetapi tetap ‘menegangkan’ bagi para kandidat doktor.
Karena telah melalui proses panjang dan ‘proven’, kecil kemungkinan seorang kandidat doktor tidak lulus dalam Public Defense. Dalam konteks ini, quality assurance menjadi sangat penting untuk dijaga secara ketat. (*/Rz)
ADVERTISEMENT