Guru Besar Proteksi Tanaman IPB Bagikan Kiat Jitu Atasi Penggerek Batang Padi

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
16 Juni 2022 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru Besar Proteksi Tanaman IPB University Bagikan Kiat Jitu Atasi Penggerek Batang Padi
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar Proteksi Tanaman IPB University Bagikan Kiat Jitu Atasi Penggerek Batang Padi
ADVERTISEMENT
Prof Dadang, Guru Besar IPB University dari Departemen Proteksi, Tanaman Fakultas Pertanian mengatakan bahwa proyeksi 50 tahun ke depan, permasalahan OPT (Organisme Pengganggu tanaman) menjadi salah satu ancaman utama bersama di bidang pertanian. Ia menyebut, banyak jenis OPT baru yang lebih ganas akibat perubahan iklim sehingga pengendaliannya tidak boleh diabaikan.
ADVERTISEMENT
Terkait hama penggerek batang padi, Prof Dadang menyarankan agar petani harus memahami gejala awal yang terlihat pada awal serangan. Tidak hanya itu, petani juga harus memahami perilaku dan faktor lingkungannya agar dapat menerapkan strategi penanganan yang tepat. “Hama ini menjadi hama yang penting karena serangan pada fase vegetatif akan mengurangi anakan produktif lalu mengurangi jumlah malai,” katanya.
Pakar pestisida dari IPB University itu menerangkan, serangan pada fase generatif akan menyebabkan malai tidak akan terbentuk. Tidak hanya itu, imagonya dapat menyebar dalam jangkauan sampai enam kilometer. Imago ini juga dapat tersebar ke wilayah lain dengan mudah akibat lalu lintas di sekitar area pertanian.
Untuk itu, katanya, strategi pengendaliannya adalah dengan pemantauan langsung pada persemaian dan pertanaman padi. Prof Dadang menyebut, pengamatan ini tidak harus dilakukan setiap hari, melainkan cukup tiga hari sekali.
ADVERTISEMENT
“Komunikasi antar kelompok tani sangat penting untuk mengetahui kondisi pertanian saat ini,” jelasnya dalam Webinar Sinar Tani “Kiat Jitu Kendalikan Penggerek Batang Padi” yang digelar oleh Tabloid Sinar Tani, (09/06).
Tindakan pemantauan pada tahap persemaian penting untuk memastikan bibit bersih dari larva. Pemantauan di lahan padi juga dapat menggunakan feromon yang jauh lebih mudah dan efektif. “Pemantauan populasi baik di persemaian maupun di pertanaman padi sangat dianjurkan agar dapat dilakukan tindakan pengendalian yang tepat dan seawal mungkin sehingga populasi hama tidak berkembang lebih tinggi,”terangnya.
Prof Dadang melanjutkan, strategi pengendalian dengan pengaturan waktu tanam dan rotasi tanaman juga sangat penting. Hal ini karena siklus hidup hama akan terputus serta dapat menyediakan waktu bagi tanah untuk bernapas.
ADVERTISEMENT
Untuk daerah endemik, penggunaan pestisida dapat disesuaikan dan harus ada rotasi jenis pestisida agar tidak terjadi resistensi. Ia juga menyarankan agar petani tidak menggunakan pestisida yang dilarang pemerintah karena dapat menimbulkan resurgensi hama.
“Penggunaan pestisida harus memperhatikan keefektifan, efisiensi, dan keamanannya. Penggunaan pestisida yang terjamin legalitasnya akan memberikan hasil pengendalian yang lebih baik. Kerjasama antar kelompok tani juga sangat diperlukan mengingat mobilitas hama ini cukup tinggi,” pungkas Prof Dadang. (MW/ra)