Hadapi Revolusi Industri, Mahasiswa Harus Banyak Dibekali Softskill

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
14 November 2018 15:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hadapi Revolusi Industri, Mahasiswa Harus Banyak Dibekali Softskill
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pada era revolusi industri yang terjadi saat ini, diperlukan sumberdaya manusia yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik (hardskill) yang baik. Kemampuan non akademik (softskill) dalam menghadapi perubahan ini juga mutlak diperlukan. Merespon hal ini, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Guest Lecturer Series, Senin (12/10) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.
ADVERTISEMENT
Mengangkat tema “Public Speaking dan Teknik Presentasi, serta Optimalisasi Digital Marketing”, Guest Lecturer kali ini menghadirkan Riko Anggara, News Anchor & Executive Producer Kompas TV, Arum K. Prasodjo dari PT Hutchinson 3 Indonesia dan Raden Rauf, selebgram sekaligus Business Consultant PT United Tractors.
Riko memberikan tips sukses bicara di depan orang banyak. Menurutnya tips pertama adalah paripurna. Persiapkan segalanya sebaik mungkin, seratus persen.
“Jangan tampil kalau kalian tidak ada kesiapan. Cause if you fail to plan, you plan to fail. Kedua, bangun percaya diri melalui konten, yaitu dengan menyusun materi sesuai dengan kebutuhan audience, apa untungnya buat mereka,” ujar Riko.
Ada tiga komponen penting dalam komunikasi yaitu visual, vocal dan verbal. Ketiganya harus berjalan beriringan. Jika dalam proses tersebut terjadi gangguan, maka audience cenderung lebih percaya terhadap visual.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya bilang, saya senang hari ini, tapi dengan ekspresi muka yang datar, kalian percaya gak? Gak percaya kan. Karenanya, untuk membangun kepercayaan diri dalam komunikasi tidak cukup hanya visual dengan bicara, tapi juga verbal lewat gesture tubuh, eye contact dan ekspresi wajah,” tambahnya.
Dan untuk menjadi ahli, dibutuhkan banyak membaca untuk mendapatkan referensi sebanyak mungkin serta latihan yang terus menerus. Ingat teori 10.000 jam, bahwa untuk menjadi sukses dan ahli, kita harus melewati 10.000 jam praktik dan latihan. “Mudahnya, lakukan dan praktikkan semua itu di kehidupan sehari hari,” ujarnya..
Sementara itu, dalam paparannya Arum mengatakan bahwa berdasarkan data yang ada, dari 33 juta pengguna mobile phone, terdapat 80 persen pengguna berada pada usia generasi milenial, yaitu 15-25 tahun. Dari 295,1 juta penduduk Indonesia, 88,1 juta orang merupakan pengguna internet dan 79 jutanya aktif di social media. Penggunaan gadget di Indonesia juga cukup tinggi yaitu 43 persen masyarakat menggunakan smartphone.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, ada beberapa cara untuk mengoptimalkan brand kita di dunia yang serba digital ini. Diantaranya adalah how brand and product reference dan how brand and product conversation,” imbuhnya.
Raden Rauf sebagai selebgram mengatakan bahwa generasi milenial ini memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi influencer. “Kita bisa jadi siapapun di social media, namun kita juga harus didukung dengan konten-konten yang menarik. Ada beberapa cara untuk mempertahankan image kita sebagai selebgram, diantaranya adalah kita harus membangun konten yang menarik dan kita juga harus konsisten dalam arti kita tahu positioning dan targeting kita,” ucapnya.
Menurut Lindawati Kartika SE, M.Si selaku Koordinator Kemahasiswaan Departemen Manajemen FEM IPB, Guest Lecturer Management Series ini merupakan program yang menjembatani akademisi dan praktisi. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa bisa mendapatkan berbagai softskill yang diperlukan dari praktisi yang dihadirkan.(Rz/Zul)
ADVERTISEMENT