Halal Science Center IPB Hadirkan Pakar Kehalalan Produk dari Berbagai Negara

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
22 September 2020 9:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Halal Science Center IPB University Hadirkan Para Pakar Kehalalan Produk dari Berbagai Negara
zoom-in-whitePerbesar
Halal Science Center IPB University Hadirkan Para Pakar Kehalalan Produk dari Berbagai Negara
ADVERTISEMENT
“Halal traceability adalah kemampuan untuk melacak status halal dari suatu produk pangan. Mulai dari tahap produksi, pengolahan dan distribusi, termasuk impor dan retail,” tutur Prof Winai Dahlan selaku Ketua Halal Science Center Chulalongkorn University, Thailand dalam Webinar Internasional yang digelar Halal Science Center (HSC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bertajuk Halal Traceability in Strengthening Halal Credibility in Global Food Industry, 21/9.
ADVERTISEMENT
Prof Winai Dahlan merupakan saintis muslim asal Thailand yang giat melakukan riset terkait kehalalan suatu produk. Dalam acara yang dihadiri lebih dari 300 partisipan tersebut, Ia juga menuturkan jika selama rentang tahun 2004-2018, laboratorium pusat HSC Thailand telah menganalisis bahan baku/produk pangan sebanyak 134.590 analisis dan per tahun 2019 tercatat ada 9.400 prabik makanan dengan 178.000 item yang sudah mengantongi sertifikat halal.
Prof Irwandi Jaswir, alumnus IPB University yang saat ini menjabat sebagai Ketua The International Institute for Halal Research and Training (INHART), International Islamic University Malaysia, menuturkan jika kehalalan kosmetik juga menjadi perhatian para saintis muslim di dunia. “Proses kehalalan suatu produk kosmetik memiliki kerumitan yang berbeda dengan produk pangan karena bahan-bahan dari sebuah produk sendiri memiliki puluhan bahkan ratusan jenis bahan kimia,” tuturnya. Ia juga menambahkan jika selama ini sudah melakukan banyak kerjasama dengan berbagai pelaku industri kosmetik, seperti dengan negara Korea Selatan yang memiliki industri kosmetik yang besar.
ADVERTISEMENT
“Tren dalam penelitian otentitikasi halal di masa pandemi ini memiliki tiga poin utama yaitu sains data, perangkat untuk rapid test dan juga produk otentifikasi halal dalam digital platform. Di era digital dan pandemi ini, sains dan teknologi harus terintegrasi,” tutur Prof Irwandi.
Pendapatnya pun didukung oleh Prof Dr Yandra Arkeman. Dalam acara yang sama, Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University itu mengungkapkan risetnya mengenai Computational Intelligence and Advanced Computing Technology, “Teknologi digital yang dapat digunakan di industri halal untuk meningkatkan sistem ketertelusuran/traceability adalah blockchain. Akan tetapi blockchain saja tidak cukup untuk membangun sistem halal yang kokoh sehingga perlu disinergikan dengan artificial intelligence (AI),” tutur Prof Yandra yang juga merupakan ketua program Agromaritime Logistic Study, IPB University. (AMA/Zul)
ADVERTISEMENT
Keywords: Halal Science Center, Winai Dahlan, Prof Irwandi Jaswir, Prof Yandra Arkeman