HIMITEKA IPB Gelar Konservasi Mangrove dan Survei Lapang di Pangandaran

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
HIMITEKA IPB University Gelar Konservasi Mangrove dan Survei Lapang di Desa Karangjaladri, Pangandaran
zoom-in-whitePerbesar
HIMITEKA IPB University Gelar Konservasi Mangrove dan Survei Lapang di Desa Karangjaladri, Pangandaran
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkolaborasi dengan berbagai pihak, Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University mengadakan kegiatan Konservasi Mangrove dan Survei Lapang (KONSURV). Kegiatan ini menjadi sarana dan media mahasiswa dalam mengimplementasi keilmuannya, baik secara teori maupun praktik secara langsung di lapang. Bertajuk “Pemberdayaan Potensi Ekosistem Mangrove sebagai Penunjang Ekonomi Masyarakat di Desa Karangjaladri”, kegiatan berlokasi di Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Pangandaran, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), FPIK IPB University mengatakan, KONSURV menjadi salah satu implementasi visi Rektor menjadikan IPB University sebagai poros Agromaritim. Kegiatan penanaman, monitoring dan penyaluran bibit mangrove di Pangandaran dapat menimbulkan potensi baru mangrove, salah satunya biota asosiasi, yaitu kepiting.
“Semoga ke depannya, KONSURV dapat terus bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T), warga sekitar atau mitra lainnya dalam meningkatkan nilai tambah pemanfaatan mangrove,” ucapnya.
Bupati Pangandaran, H Jeje Wiradinata menyebut, selain menambah luasan mangrove yang sudah ada, KONSURV diharapkan dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat agar lebih peduli dalam menjaga kawasan mangrove yang ada. Sehingga fungsi secara ekologis dan ekonomis dapat dirasakan oleh masyarakat.
Sementara, Dedi selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) Pangandaran menuturkan, kegiatan KONSURV merupakan bukti perhatian kalangan akademisi terhadap keberlangsungan ekosistem pesisir. Hal ini juga bentuk dukungan terhadap kelompok pengelola kawasan mangrove di Kabupaten Pangandaran.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu dilakukan peresmian Bank Bibit Mangrove pertama di Desa Karangjaladri. Sejumlah 2500 bibit mangrove disalurkan ke Desa Karangjaladri dan empat desa lain, yaitu Desa Sukaresik, Desa Cijulang, Desa Batukaras dan Desa Legokjawa.
Wakil Ketua Umum Pandu Laut Nusantara, Widodo menyatakan, penyediaan 2500 bibit dalam bank bibit mangrove oleh KONSURV dapat menjawab masalah kebutuhan konservasi dan ekonomi masyarakat.
“Konservasi bukan hanya masalah pelestarian lingkungan, namun juga tentang kedaulatan Indonesia. Mangrove yang dibabat dapat berdampak pada abrasi garis pantai. Yang paling berdampak dan berbahaya sebetulnya adalah bergesernya titik pangkal dari laut teritorial kita,,” ungkap Widodo.
Selanjutnya, aksi penanaman 1000 bibit mangrove turut dibantu mahasiswa KKN-T IPB University dan Taruna KP Pangandaran. Dilakukan juga pengambilan data oseanografi di wilayah tersebut dengan tujuan mengumpulkan bank data mangrove di wilayah Desa Karangjaladri.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari upaya untuk tetap peduli terhadap pelestarian lingkungan pesisir, KONSURV juga diisi dengan kegiatan coastal clean up atau aksi bersih pantai. Tujuannya, mengatasi persoalan pencemaran pesisir dan laut.
Selain itu, KONSURV turut disemarakkan dengan workshop pengolahan buah mangrove. Divisi riset KONSURV 2022 mendemonstrasikan cara mengolah buah mangrove menjadi sirup dan membagikan buku resep olahan mangrove kepada ibu-ibu peserta workshop. Diharapkan bisa membuka peluang usaha baru di Desa Karangjaladri.
“Peserta workshop yang awalnya belum mengetahui bahwa buah mangrove dapat dimanfaatkan sebagai produk olahan. Mereka sangat antusias dengan aktif mengajukan pertanyaan, menjawab soal kuis dan turut serta dalam pembuatan sirup mangrove,” tutur Debora Christi Simamora, salah satu mahasiswa IPB University. (*/Rz)
ADVERTISEMENT