Implementasi Biosains Hewan dalam Ilmu Pengetahuan: Dari Buaya Hingga Burung Beo

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
10 Juni 2021 12:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Implementasi Biosains Hewan dalam Ilmu Pengetahuan: Dari Buaya Hingga Burung Beo Enggano
zoom-in-whitePerbesar
Implementasi Biosains Hewan dalam Ilmu Pengetahuan: Dari Buaya Hingga Burung Beo Enggano
ADVERTISEMENT
Biosains sebagai bagian dari ilmu pengetahuan menjadi aspek yang dapat dipadukan dalam memahami makhluk hidup, satu diantaranya adalah hewan. Hal ini mendorong Program Studi Biosains Hewan IPB University untuk menyelenggarakan webinar biosains hewan, 8/6. Webinar ini terbuka untuk umum dengan pemateri alumnus IPB University dari Program Studi Biosains Hewan.
ADVERTISEMENT
Dr Miftahudin, Ketua Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University menyampaikan, "Departemen Biologi IPB University terus berkomitmen untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang kami kembangkan di Departemen Biologi, baik itu melalui webinar maupun melalui pertemuan nasional dan internasional."
Sementara, Dr Dedy Duryadi Solihin, Dosen IPB University dari Program Studi Biosains Hewan, menyampaikan tentang kajian ekologi dan molekuler dalam studi biosains hewan. Dalam paparannya, beberapa hewan diiidentifikasi berdasarkan kajian ilmiah dengan indikator ukuran, lingkungan dan lain sebagainya.
"Secara teori evolusi, pemisahan hewan di tempat yang berbeda akan beradaptasi dengan lingkungan barunya, ada dua kemungkinan yaitu berhasil atau gagal. Di tempat baru tadi dia akan menyesuaikan, perilakunya akan berubah seiring dengan predator yang dihadapi," tambah pakar konservasi genetik IPB University ini.
ADVERTISEMENT
Dr Dedy memberikan contoh implementasi biosains pada hewan buaya yang kehidupannya tergantung kepada lingkungan, yaitu melalui treatment dengan suhu tertentu. "Pada suhu tertentu, buaya tersebut bisa menjadi jantan dan bisa menjadi betina. Hal ini berkemungkinan juga terjadi pada ikan," ungkapnya.
Adapun Dr Jarulis, Alumnus IPB University dari Program Studi Biosains Hewan memberikan contoh burung Beo Enggano. Menurutnya, burung Beo Enggano memiliki karakter molekuler yang berbeda dengan populasi lainnya di dunia.
"Secara genetik, Beo Enggano belum terpisah menjadi spesies sendiri. Oleh karena itu ke depannya, Beo Enggano perlu mendapatkan perhatian dengan pencegahan perdagangan ilegal dan perbaikan habitat yang sesuai untuk tumbuh kembangnya," katanya.
Saat ini, program studi Biosains Hewan merupakan program studi di Pascasarjana yang telah terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi (BAN-PT). Program studi Biosains Hewan IPB University turut menjadi pusat unggulan dalam pendidikan tinggi untuk menghasilkan Magister dan Doktor yang berkompeten dalam biologi molekuler, perumusan masalah ilmiah, menyelenggarakan eksperimen secara mandiri, serta mampu mengomunikasikan risetnya ke masyarakat. (*/RA)
ADVERTISEMENT