IPB Berhasil Menarik Antusias Mahasiswa Terkait Penelitian Preferensi Lanskap

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 Mei 2022 8:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB University Berhasil Menarik Antusias Mahasiswa Terkait Penelitian Preferensi Lanskap di Spanyol
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB University Berhasil Menarik Antusias Mahasiswa Terkait Penelitian Preferensi Lanskap di Spanyol
ADVERTISEMENT
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap (ARL) Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Dr Akhmad Arifin Hadi memiliki cerita berkesan yang ingin dibagikan. Ia bersama dosen IPB University lainnya yakni Prof Asep Gunawan dari Fakultas Peternakan, Dr Sintho Wahyuning Ardhie dari Fakultas Pertanian dan Dr R Dikky Indrawan dari Sekolah Bisnis berkesempatan untuk melaksanakan Mobility Staff-Erasmus Plus ke Universidad de Santiago de Compostela (USC) Lugo Campus, pada tanggal 9-13 Mei 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Di dalam program Landscape Degree yang ia ambil, Dr Akhmad turut melakukan kegiatan mengajar mengenai lanskap di Indonesia. Materi yang dijelaskan terkait penelitian preferensi visual lanskap menggunakan metode Visitors’ Employed Photography (VEP) dan GPS tracking. Selain itu ia mempresentasikan mengenai beberapa proyek terkait pemetaan area 3D Digital Surface Model menggunakan drone.
Menurutnya, metode VEP ini bertujuan untuk memperoleh informasi lanskap dan objek yang menarik bagi sekelompok responden yang diundang ke tapak. Informasi pemandangan atau objek yang menarik tersebut diperoleh melalui foto yang diambil oleh responden saat mereka berjalan-jalan di dalam tapak (in-situ).
Ia menjelaskan, setiap responden memiliki pengalaman yang berbeda di dalam lanskap sehingga informasi menarik yang diperoleh tentu akan berbeda. Metode ini dapat mengidentifikasi mengenai pemandangan yang menarik bagi pengamatnya dan sangat berguna dalam perencanaan, pengelolaan dan desain lanskap.
ADVERTISEMENT
“Sebelumnya, penelitian VEP cukup memakan biaya karena peneliti harus membeli kamera bagi para responden dan seringkali kamera tersebut tidak dikembalikan kepada peneliti. Namun setelah adanya kamera digital terutama kamera smartphone, kendala tersebut dapat teratasi. Namun tantangan selanjutnya adalah meminta persetujuan responden untuk berbagi foto yang telah diambil di tapak,” terangnya.
Kini, lanjutnya, penelitian lanskap dapat memanfaatkan teknologi GPS pada smartphones berbasis android. Aplikasi GPS “Locus Map” yang terdapat dalam smartphones dapat mendeteksi pergerakan penggunanya. “Aplikasi ini dapat memetakan lokasi penting menggunakan titik, foto, suara atau video dan membagikannya melalui cloud seperti Google Drive dan OneDrive,” ujarnya.
Aplikasi ini telah ia gunakan dalam pemetaan partisipatif industri batik di Kota Pekalongan dan telah dipublikasikan di International Journal of Environment and Geoinformatics tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, imbuhnya, penelitian VEP dan GPS tracking ini dinilai kurang menarik perhatian Simlitabmas atau IPB University karena selalu gagal dalam pengajuan dana penelitian. Ia menilai bahwa adanya teknologi terkini bukan untuk mempersulit namun untuk memperingkas pekerjaan. Penelitian ini harus melibatkan partisipasi volunteer publik agar bisa lebih efisien dalam pelaksanaannya.
Ia mengatakan akan terus melanjutkan penelitian ini dengan melibatkan volunteer sebagai responden yang dijaring melalui sosial media. Ia juga akan memaksimalkan infrastruktur yang dimiliki IPB University. (MW/Zul)