IPB Cetak Barista Handal Melalui Sekolah Kopi

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
19 November 2018 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
IPB Cetak Barista Handal Melalui Sekolah Kopi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab antusiasme dan minat belajar mengenai kopi, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Rumah Kopi Ranin mengadakan “Sekolah Kopi” untuk mahasiswa IPB baik program sarjana, vokasi maupun pascasarjana. Untuk angkatan pertama, ada sepuluh peserta yang sudah melalui seleksi administrasi, tes pengetahuan kopi dan uji citarasa. Mereka mendapatkan pelatihan dasar mengenai meracik kopi dari Tejo Pramono di Teaching Lab Gizi Masyarakat, Kampus IPB Dramaga, Bogor (10-11 dan 17-18/11). Semua peserta yang berasal dari mahasiswa IPB baik program sarjana, vokasi maupun pascasarjana mendapatkan beasiswa dari Rektor IPB, Dr. Arif Satria untuk mengikuti kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Dr. Arif menyampaikan bahwa era kini adalah eranya orang penyuka kopi dan barista adalah salah satu profesi yang bergengsi saat ini. IPB sebagai perguruan tinggi di ilmu pertanian dan pangan telah menginisiasi kursus untuk menjadi cupper dan peracik kopi.
“Sekolah Kopi dapat menjadi ajang membangun komunitas belajar kopi, karena kopi memiliki value yang semakin bagus,” ujarnya.
Para mahasiswa yang terseleksi mendapatkan materi pengetahuan dan praktik tentang citarasa dan aroma kopi (cupping) serta penyeduhan manual dan aneka kreasi penyeduhan. Dari penyeduhan kopi dengan alat French press hingga G60.
“Minggu pertama kita ajari citarasa dan cupping, karena sensori sifatnya memerlukan keterampilan dan kepekaan sehingga harus diasah. Citarasa dan asal usul kopi menggambarkan karakter kopi yang dihadirkan di meja pelanggan," papar Tejo.
ADVERTISEMENT
Sampel kopi yang digunakan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu kopi Robusta Lampung, Arabika Manggarai, dan Arabika Semende. Kopi ini diambil langsung dari petani.
Menurut Tejo, ukuran bubuk kopi, suhu air dan jenis air dapat mempengaruhi cita rasa kopi. Biji kopi yang cacat juga dapat mempengaruhi citarasa kopi.
“Saya harap IPB tidak hanya menggelar Sekolah Kopi, namun sarana lain seperti belajar mengenai komoditas dan pengolahannya di industri zaman sekarang secara detail. Kurikulum mata kuliah perlu diadaptasi sehingga dapat mengikuti era sekarang. “Sekolah Kopi” dapat menjadi jawaban nyata mengenai pengembangan kopi,” ujarnya.
Rumah Kopi Ranin merupakan kedai kopi yang fokus kepada kedaulatan pangan terutama kedaulatan konsumen dan produsen kopi. Rumah Kopi Ranin berdiri sejak tahun 2012 dan didirikan oleh Tejo Pramono dan Uji Sapitu. Mereka telah mengenyam pendidikan sedisiplin di IPB. Bukan sekedar kedai kopi semata, Rumah Kopi Ranin mengutamakan citarasa dengan manual brewing. Pengunjung juga dapat menikmati kopi dengan memilih alat seduh favorit mereka. (Ghinaa/Zul)
ADVERTISEMENT