IPB Resmi Menjadi Anggota Baru International Linkage Program (ILP) on Fisheries Sciences

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
16 Januari 2019 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
IPB Resmi Menjadi Anggota Baru International Linkage Program (ILP) on Fisheries Sciences
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Institut Pertanian Bogor (IPB) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan International Linkage Program (ILP) on Fisheries Sciences, yang merupakan konsorsium pendidikan tinggi internasional yang didirikan pada tahun 2014. Nota kesepahaman tersebut berisi tentang Kerjasama Program Pascasarjana (Master) Perikanan Tropika. Melalui penandatanganan MoU, yang diselenggarakan sebagai salah satu bagian dari acara Governance Council Meeting International Linkage Program on Fisheries Sciences 2019, maka IPB secara resmi dinyatakan menjadi anggota ke tujuh di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Mulanya, Program Pascasarjana (Master) Perikanan Tropika dengan nama International Linkage Program (ILP) on Fisheries Sciences merupakan sekolah pascasarjana bidang perikanan yang beranggotakan Universitas Sam Ratulangi; Universitas Kagoshima, Jepang; Universitas Filipina Visayas; Universitas Kasetsart, Thailand; Universitas Malaysia Trengganu dan Universitas Nha Trang, Vietnam.
Dengan bergabungnya IPB sebagai anggota baru, maka ILP saat ini dijalankan oleh tujuh universitas dari enam negara Asia. Adapun tujuan dari program ini adalah mengembangkan sumberdaya manusia unggul dengan peningkatan pengetahuan teoritis dan terapan dalam bidang sains dan teknologi yang relevan dengan perikanan tropika dan sub-tropika. Selain itu, melalui program ini dapat meningkatkan kemampuan anggota dalam berpartisipasi aktif bagi masyarakat global.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Rektor IPB, Dr.Arif Satria dengan Prof. Dr. Shunsuke Koshio, Chairman Programme Governing Council yang juga merupakan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Kagoshima University. Seusai penandatanganan MoU, dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama dengan negara aggota lainnya.
ADVERTISEMENT
“Melalui penandatanganan MoU ini, saya berharap dapat meningkatkan kerjasama antar negara-negara di ASEAN dan Jepang. Di sisi lain, program yang berhubungan dengan student mobility sangat penting untuk saling bertukar ide dan memperkuat kapasitas dalam bidang riset dan pengabdian masyarakat,” tutur Rektor IPB.
Dr. Arif Satria menambahkan, bergabungnya IPB dengan ILP ini sebagai bentuk komitmen IPB dalam menjaga kelestarian dan sumberdaya bahari untuk pembangunan berkelanjutan. Saat ini IPB turut berkomitmen dalam mewujudkan pilar-pilar sustainable development goals (SDGs) yang sudah dicanangkan secara global. Oleh karena itulah dibutuhkan jejaring yang kuat dalam mewujudkan pilar-pilar SDGs tersebut.
Adapun Ketua ILP Prof. Dr. Shunsuke Koshio menyambut baik keanggotaan baru yang disandang oleh IPB. Ia berharap IPB dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh ILP dan anggotanya.
ADVERTISEMENT
Adapun program yang dilaksanakan oleh anggota ILP terdiri dari penyesuaian kurikulum dan mata kuliah yang ditawarkan oleh universitas anggota. Mahasiswa yang terdaftar dalam universitas anggota akan secara otomatis terdaftar sebagai mahasiswa program ILP. Di IPB sendiri, mahasiswa yang terdaftar dalam program ILP adalah mahasiswa pascasarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Mahasiswa yang mengikuti program ILP dapat menikmati program pendidikan di universitas anggota tanpa biaya tambahan dan akan mendapatkan kredit kuliah sehingga dapat menyandang gelar master. Melalui program ILP ini, diharapkan mahasiswa peserta program dapat menjadi lulusan unggul yang siap untuk mewujudkan pembangunan bahari secara berkelanjutan.
Dalam penandatangan MoU tersebut, turut hadir delegasi dari universitas anggota yaitu Prof. Shunsuke Koshio (Kagoshima University, Jepang), Prof. Emilia YAP (University of Philippines at Visayas), Dr. Wan Mohd Rauhan bin Wan Hussin (University Malaysia Trengganu), Dr. Kriengkrai Satapornvanit (Kasetsart University, Thailand), Dr. Nguyen Thi Ngan (Nha Trang University, Vietnam), dan Prof. Grevo Gerung (Universitas Sam Ratulangi, Indonesia). (Dh/RA)
ADVERTISEMENT