IPB University Bicara Pengelolaan Ekosistem sebagai Kunci Pengendalian Hama

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 Mei 2022 9:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ahli Entomologi IPB University Bicara Pengelolaan Ekosistem sebagai Kunci Pengendalian Hama Penyakit pada Singkong
zoom-in-whitePerbesar
Ahli Entomologi IPB University Bicara Pengelolaan Ekosistem sebagai Kunci Pengendalian Hama Penyakit pada Singkong
ADVERTISEMENT
Singkong menjadi salah satu bahan pangan favorit bagi masyarakat Indonesia. Selain dikenal mudah diolah, cara tanamnya dinilai tidak terlalu sulit. Tanaman singkong sebenarnya merupakan tanaman asli Amerika yang didatangkan oleh pedagang Portugis dan Spanyol ke Afrika dan Asia. Singkong tahan kekeringan namun tidak tahan genangan. Singkong juga tahan hidup di berbagai kondisi tanah masam dan miskin hara, namun kurang tahan salinitas.
ADVERTISEMENT
Ahli Entomologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB University, Bonjok Istiaji MSi, menyebutkan kekurangan lahan menyebabkan singkong semakin susah bersaing dengan komoditas lain. Petani singkong juga sering menganggap bahwa singkong merupakan tanaman yang mudah ditanam dan bebas dari hama penyakit.
“Padahal, tanaman singkong yang sehat diperoleh karena perlakuan yang sesuai. Seharusnya petani juga memiliki cara pandang bahwa singkong juga harus memiliki produktivitas tinggi seperti komoditas unggulan lainnya,” ujarnya dalam Webinar Propaktani berjudul “Waspada Penyakit dan Hama Singkong” yang digelar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, (18/5).
Menurutnya, pada umumnya hama penyakit pada singkong di Indonesia tidak terlalu parah. Hama penyakit jarang terjadi pada tanaman rakyat ini. Namun bisa menjadi ancaman serius pada pertanaman skala luas dan intensif. Singkong bisa mengalami gejala umbi, daun layu disebabkan oleh cendawan, hingga virus.
ADVERTISEMENT
“Gairah menanam singkong harus diiringi dengan teknologi pertanian yang lebih serius sehingga dapat menjadi antisipasi awal serangan hama dan penyakit. Petani harus mulai menerapkan rekayasa ekologi dan engineering yang baik,” terangnya. Ia menjelaskan, kesehatan tanaman singkong tergantung pada kondisi lahan dimana ditanam. Tanah yang kurang sehat dapat memiliki risiko hama penyakit terbawa tanah. Terutama bila petani tidak melakukan seleksi bibit. Ditambah dengan adanya globalisasi dan semangat menanam singkong yang lebih tinggi, ancaman Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baru akan mudah masuk.
“Kalau lingkungan dan tanamannya sehat, (serangan hama penyakit) itu tidak akan terjadi. Kuncinya pada pengelolaan ekosistem dengan rekayasa ekologi. Pengendalian hama itu seperti playmaker sepakbola. Paham kekuatan dan kelemahan tim sendiri, tahu siapa lawan yang dihadapi, dan selalu konsentrasi menanggapi situasi dengan cepat. Jangan menjadi penjaga gawang yang baru ketahuan pentingnya setelah kebobolan,” kata Bonjok. (MW/Zul)
ADVERTISEMENT