IPB University Gelar Webinar Inovasi Sosial Pemberdayaan Masyarakat

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 Oktober 2022 8:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pusat Kajian Resolusi Konflik IPB Gelar Webinar Inovasi Sosial Pemberdayaan Masyarakat
zoom-in-whitePerbesar
Pusat Kajian Resolusi Konflik IPB Gelar Webinar Inovasi Sosial Pemberdayaan Masyarakat
ADVERTISEMENT
Pusat Kajian Resolusi Konflik (CARE), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University menggelar webinar Inovasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, 27/9. Webinar tersebu bertajuk “Inovasi Sosial Pemberdayaan Masyarakat untuk Mewujudkan Kemandirian” dan bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Indonesia.
ADVERTISEMENT
Webinar ini menghadirkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Sigit Reliantoroketi sebagai keynote speaker. Ia mengatakan, instrumen tata kelola lingkungan industri sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu. Ia menerangkan, instrumen ini bertujuan untuk mendorong ketaatan di dalam dunia usaha dalam aspek lingkungan. Namun demikian, ketaatan saja tidak memadai sehingga perlu didorong penggunaan sumber daya yang lebih efektif dan perlu ada unsur pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya, inovasi sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpenuhi karena cara yang ada dinilai belum efektif atau bahkan sia-sia. Inovasi sosial dapat mentransformasi masyarakat melalui perubahan struktur, menciptakan hubungan baru, memungkinkan masuknya aktor baru dalam dinamika sosial serta partisipasi lebih banyak pelaku.
ADVERTISEMENT
“Cara pemenuhan kebutuhan ini harus berbeda dengan cara tradisional. harus ada unsur kebaruan dan unik, dan hal ini dapat diberikan dengan penciptaan sesuatu yang baru atau memasukkan fitur atau komponen baru dalam kepuasan kebutuhan,” katanya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, inovasi sosial harus mendorong pemberdayaan berbagai jenis pelaku. Terutama mereka yang dikucilkan dari masyarakat atau marginal. Dengan demikian, inovasi tersebut dapat berkontribusi pada penciptaan masyarakat yang lebih tangguh dengan kapasitas lebih tinggi.
“Pemberdayaan masyarakat sebenarnya memiliki dua bentuk yakni Corporate Social Responsibility (CSR) dimana berfokus pada nilai dunia usaha kepada menilai masyarakat. Sedangkan pada bentuk kedua, yakni Create Shared Values (CSV), menilai dunia usaha dan dunia masyarakat saling bertaut. Sehingga terjadi berbagi nilai dan muncul win-win solution. Masyarakat juga mendapatkan timbal balik dari dunia usaha,” katanya.
ADVERTISEMENT
Konsep CSR dianggap tidak lagi relevan dalam mewadahi dunia usaha dalam menyelesaikan isu-isu sosial di tengah masyarakat . Sedangkan CSV dinilai lebih integratif untuk menanggapi berbagai isu sosial di lingkungan masyarakat.
Ia menambahkan, inovasi sosial harus direncanakan berdasarkan social return on investment. Metode ini dapat mengevaluasi dampak pada pemangku kepentingan, mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kinerja, dan meningkatkan kinerja investasi. Selain itu perlu juga dilakukan siklus deming atau PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai empat langkah berulang dalam bisnis untuk meningkatkan proses bisnis yang berkelanjutan.(MW)