IPB University Ungkap Potensi Ekosistem Mangrove sebagai Penyerap Karbon

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 April 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
IPB University Ungkap Potensi Ekosistem Mangrove sebagai Penyerap Karbon
zoom-in-whitePerbesar
IPB University Ungkap Potensi Ekosistem Mangrove sebagai Penyerap Karbon
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan), IPB University yang tergabung dalam Himpunan Profesi Tree Grower Community kembali mengadakan mega proker Ekspedisi Flora dan Studi Ilmiah (Eksflorasi) 2024. Salah satu rangkaian kegiatan ini yaitu Opening Eksflorasi 2024 yang dilaksanakan pada 31/3, di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga.
ADVERTISEMENT
“Program Eksflorasi 2024 akan dilaksanakan di Taman Nasional Sembilang pada bulan Agustus 2024. Eksflorasi tahun ini mengangkat tema potensi kawasan mangrove Taman Nasional Sembilang dalam mewujudkan Indonesia Folu Net Sink 2030. Tema tersebut dipilih untuk merepresentasikan peran aktif kami sebagai mahasiswa untuk mendukung kebijakan pemerintah terutama di bidang kehutanan,” ujar Agung Saputra, selaku Ketua Pelaksana Eksflorasi 2024.
Lanjut Agung, Taman Nasional Sembilang yang akan menjadi lokasi kegiatan Eksflorasi 2024 memiliki 40 persen ekosistem mangrove. “Oleh karena itu, kegiatan Eksflorasi ini diharapkan dapat mengungkap potensi, kontribusi, serta strategi pelestarian ekosistem mangrove sebagai penyerap karbon untuk mewujudkan Indonesia Folu Net Sink 2030,” ungkapnya.
Dr Ruandha Agung Sugardiman, Ketua Harian 1 Indonesia Folu Net Sink 2030 menyatakan bahwa sektor forest and other land uses (Folu) terutama sektor kehutanan memiliki potensi terbesar untuk menurunkan 60 persen emisi karbon pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
“Sektor kehutanan tidak hanya berperan sebagai penghasil emisi tetapi juga sebagai penyerap emisi sehingga sektor ini menjadi tumpuan Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Kemampuan hutan terutama ekosistem mangrove dalam menyerap karbondioksida mampu berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon,” tutur Dr Ruandha.
“Ekosistem mangrove memiliki jasa lingkungan sebagai penyerap karbon bahkan 3-5 kali lebih besar daripada hutan tropis,” ungkap Prof Cecep Kusmana, selaku pakar mangrove dan dosen Departemen Silvikultur.
Lanjutnya, ekosistem mangrove di Indonesia seluas 3,36 juta hektar diperkirakan mampu menghasilkan potensi karbon stok sebesar 1082,55 ton karbon per hektar.
“Namun di sisi lain, jika ekosistem mangrove terdegradasi maka akan menghasilkan nilai emisi yang tinggi. Dalam hal ini, partisipasi aktif mahasiswa dan masyarakat dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mangrove dalam menyerap karbon,” ucapnya. (*/Lp)
ADVERTISEMENT