Jadi Guru Besar, Rektor IPB University Lunasi Janji

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2019 8:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
SIARAN PERS IPB UNIVERSITY 23 Oktober 2019
Jadi Guru Besar, Rektor IPB University Lunasi Janji
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI, terhitung sejak Oktober 2019 Arif Satria yang kini menjabat Rektor IPB University telah diangkat menjadi Guru Besar Tetap di Bidang Ekologi-Politik di IPB University. Arif merasa lega dengan gelar ini karena memang merupakan mimpi sejak awal jadi dosen. "Sekaligus lunasi janji saya ke orang tua. Saya tidak bisa membalas segala kasih sayang orang tua saya selama ini selain dengan karya-karya seperti ini. Semoga gelar guru besar ini bisa membuat orang tua saya bahagia dan bangga, " ujar Arif.
ADVERTISEMENT
Setiap saat orang tua Arif selalu menanyakan kapan mencapai puncak tertinggi akademik sebagai guru besar. Dengan gelar ini, Arif merasa tertuntut untuk lebih produktif dalam menghasilkan karya-karya akademik. "Gelar guru besar bukan akhir perjalanan akademik, tetapi harus kita anggap sebagai awal perjalanan. Sehingga harus ada karya-karya lanjutan yang lebih baik di masa mendatang. Bagaimanapun juga saya dibesarkan oleh IPB. Saatnya saya harus terus berbuat untuk kemajuan IPB," ujar Arif.
Arif Satria, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 17 September 1971 dari pasangan Bapak Faruk Hasan dan Ibu Sri Utami. Putra ke-2 dari 3 bersaudara ini menikah dengan Retna Widayawati dan dikaruniai seorang putra Zafran Akhmadery Arif (20 tahun) dan seorang putri Sweetyandari Nidya Areefa (10 tahun).
ADVERTISEMENT
Ayah dua anak ini menyelesaikan pendidikan formal sejak SD hingga SMA di Pekalongan. Arif termasuk siswa yang berprestasi, dibuktikan dengan menjadi siswa teladan 1 tingkat SLTP tahun 1986 dan siswa teladan 1 tingkat SLTA tahun 1989. Selain berprestasi bidang akademik, Arif juga menunjukkan kemampuan kepemimpinannya sebagai ketua OSIS sejak SMP.
Pada tahun 1990, Arif Satria melanjutkan kuliah di IPB University melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, ia aktif sebagai pimpinan mahasiswa, seperti sebagai Presidium Senat Mahasiswa IPB, National Director dan salah seorang pendiri International Association of Student in Agricultural and Related Science (IAAS) Indonesia.
Lulus dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB pada tahun 1995, kemudian melanjutkan S2 di Program Sosiologi Pedesaan IPB lulus tahun 1999, dan menyelesaikan Program Doktor di bidang Marine Policy, Kagoshima University, Jepang tahun 2006.
ADVERTISEMENT
Arif diangkat menjadi dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan IPB pada tahun 1997, kemudian di tahun 2019 ini memperoleh gelar Guru Besar Tetap Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB dalam bidang Ekologi Politik.
Sampai saat ini, ia telah meluluskan 43 sarjana, 48 magister dan 14 doktor. Selain tugas utama sebagai pengajar, tahun 2017 diberi amanah sebagai Rektor IPB periode 2017-2022. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Dekan Fema selama 2 periode (2010-2017).
Selain itu, jabatan lain di IPB yang pernah diemban yaitu Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB (2008-2010), Sekretaris Bagian Kependudukan, Kajian Agraria dan Ekologi Politik, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB (2007-2010), Kepala Divisi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB (2006-2008), Kepala Program Agraria Masyarakat Pesisir, Pusat Studi Agraria (PKA) IPB (1999-2002), Sekretaris 2 Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB (1998-2002), Sekretaris Eksekutif Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB (1997-2000), dan Sekretaris Rektor IPB (1996-1997).
ADVERTISEMENT
Arif Satria juga menduduki sejumlah jabatan di instansi atau organisasi lain. Sejak tahun 2018 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Komisaris Utama PTPN Holding. Rektor muda ini juga pernah menjabat sebagai Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (2012-2019), Anggota Dewan Pengawas Perum Perikanan Indonesia (2013-2017), Anggota Dewan Kelautan Indonesia (2013-2017), Anggota Komisi Tuna Indonesia (2012-2014), Wakil Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (2009-2011), Anggota Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (2008-2011), Tim Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan (2001-2002), Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) (2010-2015), Ketua Dewan Pakar PISPI (2015-2020), Ketua PPI Kagoshima Jepang (2004), Ketua Dewan Redaksi Majalah Inovasi PPI Jepang (2004-2005), Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Bogor, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwilsus Bogor, Tim Panelis Debat Capres-Cawapres Komisi Pemilihan Umum (2014 dan 2019), Chairman University Network for Indonesian Export Development (UNIED) (2018-2019), dan Ketua Forum Rektor Indonesia (2020).
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia pernah aktif dalam beberapa Organisasi Profesi Internasional diantaranya: American Fisheries Society, International Institute for Fisheries Economics and Trade (IIFET), International Assocation for Study of The Commons, Japan Regional Fisheries Society, dan Japan International Fisheries Research Society.
Arif Satria aktif sebagai narasumber pada berbagai forum internasional di berbagai negara di Amerika, Eropa, Asia, Afrika dan Australia. Ia memiliki peran penting dalam sejumlah forum internasional bergengsi, beberapa diantaranya sebagai Delegasi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi Rio +20 yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Rio de Jeneiro Brasil (2012), sebagai speaker dalam high official forum yang diselenggarakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma (2019).
ADVERTISEMENT
Dalam bidang penelitian, Arif Satria aktif dalam konsorsium internasional yaitu Community Conservation Research Network Project (2012-2018) yang berpusat di Kanada. Ia juga menerima dana hibah penelitian Kemenristekdikti pada 4 judul penelitian dalam total waktu 6 tahun (2011, 2012, 2016-2019). Selain itu sejumlah kerjasama penelitian dengan instansi pemerintahan dan Civil Society Organization (CSO) internasional juga dilakukan.
Penelitian-penelitian inilah yang kemudian menghantarkan Arif Satria dalam menempuh gelar profesornya. Sehingga selama karirnya ratusan artikel populer dan artikel ilmiah telah diterbitkan baik nasional maupun internasional. Artikel-artikel inilah yang kemudian disadur sehingga Arif Satria memiliki nilai H-Index Scopus 7 dan H-Index Google Scholar 16.
Selain itu, ia juga aktif sebagai reviewer jurnal internasional yang diterbitkan di Springer dan Elsevier. Karya lain yang dihasilkan dari ide dan pemikiran Arif Satria juga dipublikasikan dalam berbagai buku yang ditulis sendiri (penulis tunggal), penulis pertama, editor maupun kontributor dalam book chapter diantaranya (1) Dinamika Modernisasi Perikanan Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan (penulis tunggal), (2) Globalisasi Perikanan: Reposisi Indonesia? (penulis pertama) (3) Pesisir dan Laut untuk Rakyat (penulis tunggal), (4) Menuju Desentralisasi Kelautan, (5) Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir (penulis tunggal), (6) Menuju Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan (penulis pertama), (7) Ekologi Politik Nelayan (penulis tunggal), (8) Menuju Konservasi Laut yang Pro Rakyat dan Pro Lingkungan (co-author) (8) Managing Coastal and Inland Waters yang diterbitkan oleh penerbit terkemuka Springer (Editor dan kontributor penulis book chapter), (9) Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir (penulis tunggal), (10) Politik Kelautan dan Perikanan (penulis tunggal), (11) Laut dan Masyarakat Adat (editor dan kontributor book chapter), (12) Governing The Coastal Commons yang diterbitkan oleh Routledge Publisher (kontributor book chapter), dan akan segera terbit yaitu buku berjudul Politik Sumberdaya Alam (penulis tunggal).
ADVERTISEMENT
Rektor yang hobi bermain bulutangkis dan menciptakan lagu ini juga aktif menyuarakan ide dan gagasan untuk kemajuan bangsa melalui media massa, baik cetak, televisi maupun daring. Sumbangan ide dan pemikirannya juga telah menjadi acuan dalam sejumlah perumusan kebijakan nasional.
Selama mengabdi di IPB University, Arif Satria menerima penghargaan Satyalencana 10 tahun dari Presiden Republik Indonesia (2013). Beberapa penghargaan lainnya yang ia peroleh diantaranya Second Winner of The Academic Leader Award - Dosen dengan Tugas Tambahan sebagai Rektor Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) (2019), Akademisi Peduli Penyuluhan dan SDM Perikanan – KKP (2013), Kagoshima University Network Ambassador (2011), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Bidang Ilmu Pengetahuan (2009), The First Winner of Yamamoto Award (2008), dan Juara 3 Dosen Berprestasi IPB (2007). (*/sn)
ADVERTISEMENT