Kebakaran Hutan Harus Diselesaikan Dengan Saintifik & Eskperimen Lapang

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 Juli 2021 6:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar IPB University: Kebakaran Hutan Harus Diselesaikan Dengan Strategi Berbasis Saintifik dan Eskperimen Lapang
zoom-in-whitePerbesar
Pakar IPB University: Kebakaran Hutan Harus Diselesaikan Dengan Strategi Berbasis Saintifik dan Eskperimen Lapang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Regional Fire Management Resource Center, Southeast Asia – IPB University menyelenggarakan webinar bertajuk Forest Fires in Southeast Asia: Policy and Research Development in Indonesia (21/07). Webinar tersebut dilaksanakan dengan dukungan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta International Tropical Timber Organization (ITTO).
ADVERTISEMENT
Webinar ini dilaksanakan dengan tujuan untuk bertukar pengalaman dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan antara negara-negara anggota ITTO. Selain itu juga untuk memperkokoh hubungan penelitian pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Webinar dipandu oleh Dr Hwan-ok Man yang merupakan Senior Project Manager-ITTO. Dalam pesan pembukanya ia menyampaikan bahwa proyek antara ITTO bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat terus berjalan berkat dukungan dari Pemerintah Jepang. Yakni melalui program “Emergency Support to Large Scale Forest Fires in the Amazon Region and Indonesia”.
“Proyek ini fokus pada isu lingkungan termasuk perubahan iklim, konservasi serta kesehatan masyarakat di wilayah Amazon dan Indonesia,” ujarnya.
Kebakaran hutan besar yang terjadi pada tahun 2015 silam, membuat Presiden Joko Widodo semakin serius dalam upaya pencegahan dan penanggulangan. Ir Basar Manullang menyebutkan setidaknya terdapat tiga aspek manajemen kebakaran hutan. Aspek pertama ialah pencegahan yang mana merupakan aspek terpenting. Aspek ini meliputi penguatan koordinasi, sistem peringatan dan deteksi dini, patroli pencegahan kebakaran terpadu, kampanye dan peningkatan kapasitas, komunitas peduli hutan, serta teknologi modifikasi cuaca.
ADVERTISEMENT
“Aspek kedua meliputi usaha menekan penyebaran kebakaran hutan dengan melalui jalur darat maupun udara (dengan water bombing). Aspek yang ketiga tentunya penyelenggaraan hukum yang tegas,” jelas Ir Basar.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut juga menyampaikan bahwa prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ialah melakukan pencegahan kebakaran hutan. Selain itu upaya analisis kondisi iklim juga dilakukan secara berkala. Seperti peningkatan manajemen operasi, pengaturan lahan gambut, meningkatkan keterlibatan seluruh stakeholder terkait, serta merangkul masyarakat sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Pakar Kebakaran Hutan IPB University, Prof Bambang Hero Saharjo menyampaikan bahwa masalah kebakaran hutan harus diselesaikan dengan strategi yang berbasis saintifik dan eskperimen lapang. Hal tersebut agar diperoleh gambaran yang jelas tanpa bias. Dengan pemahaman permasalahan yang jelas, maka analisis yang dilakukan akan mampu menghasilkan solusi yang tepat. Di dalam upaya mengatasi permasalahan kebakaran yang terjadi di lapangan, Dosen Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University itu juga mengusulkan adanya kerjasama penelitian yang menjadi salah satu upaya.
ADVERTISEMENT
“Selama ada kemungkinan untuk bekerja sama, maka gotong royong merupakan salah satu solusi terbaik untuk permasalahan kebakaran hutan di daerah,” imbuhnya. (*/zul)