Kebutuhan dan Tantangan Produk Pertanian Indonesia dalam Persaingan Global

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 November 2020 20:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prof Dr Purwiyatno Hariyadi Bicara Kebutuhan dan Tantangan Produk Pertanian Indonesia dalam Persaingan Global
zoom-in-whitePerbesar
Prof Dr Purwiyatno Hariyadi Bicara Kebutuhan dan Tantangan Produk Pertanian Indonesia dalam Persaingan Global
ADVERTISEMENT
Komisi Ilmu Rekayasa/Akademi dalam bidang Ilmu Pangan dan Gizi-Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (KIR/AIPG - AIPI) bekerjasama dengan IPB University dan IPMI International Business School kembali menggelar Webinar seri ke-5 AIPG-AIPI secara daring, akhir pekan lalu. Kegiatan ini mengangkat topik utama “Peningkatan Daya Saing Produk Pangan dalam Perdagangan Lokal”.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut digelar sebagai wujud komitmen dalam membangun pangan dan gizi bangsa secara berkelanjutan. Secara lebih spesifik, webinar tersebut membahas topik terkait regulasi untuk meningkatkan daya saing baik dalam konteks nasional dan internasional, posisi pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan sebagai pelaku dalam peningkatan daya saing serta ujung tombak penghasil produk pangan. Yaitu industri pangan nasional dalam memanuver berbagai faktor dalam lingkungan suatu ekosistem peradilan pangan secara nasional dan global yang dapat mendongkrak nilai tambah kemakmuran, kesejahteraan, dan kesehatan masyarakat Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof Dr Bambang Brodjonegoro Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/KaBRIN) mengatakan bahwa riset dan teknologi berperan penting dalam mengubah paradigma perekonomian Indonesia. Dari yang berbasis sumber daya alam menjadi berbasis inovasi dalam pencapaian menuju visi Indonesia 2045 sebagai negara berpendapatan tinggi. Dengan kekayaan yang melimpah, Indonesia memerlukan industri berbasis pertanian. Sehingga pertanian menjadi prioritas dalam transformasi perekonomian. Salah satunya adalah agar produk pangan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.
ADVERTISEMENT
“Menurut Food Security Index 2019, Indonesia menempati urutan ke-62 dalam hal ketersedian, keterjangkauan, kualitas, dan keamanan pangan sehingga perlu ditingkatkan mengingat Indonesia memiliki potensi yang luar biasa melalui peranan dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek),” ujarnya.
Sementara itu, Prof Dr Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian menyampaikan bahwa indikator ketahanan pangan seperti ketersediaan pangan hingga pemenuhan konsumsi, harus kokoh dan stabil dari waktu ke waktu. Ditambah juga dengan dukungan fasilitas pelayanan kesehatan hingga pendidikan yang baik.
“Di masa pandemi ini, tantangannya lebih menyulitkan. Kondisi ketahanan pangan dan gizi di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018, utamanya pada balita, cenderung menurun. Secara global, angka tersebut masih terlalu tinggi sehingga masih dapat diindikasikan ada masalah kelaparan. Begitu pula dengan skor ketahanan pangan Indonesia pun masih berdiri di angka 62,6 dari 100 yang terbilang cukup rendah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi COVID-19 saat ini juga kian menambah peningkatan kemiskinan akibat terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun cuti tanpa dibayar. Sehingga pendapatan masyarakat menurun dan berimbas pada pengurangan konsumsi pangan hingga potensi nilai gizi secara umum akan menurun. Ini adalah tantangan berat Indonesia dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait dengan pangan, gizi, dan kesehatan. Hubungannya dengan daya saing produk pangan dan pertanian Indonesia dalam perdagangan global ialah hal tersebut akan bermuara pada peningkatan ketahanan pangan dan gizi.
“Jadi saya berpandangan bahwa memperkuat atau meningkatkan daya saing adalah bagian dari upaya yang lebih menyeluruh dalam memperkuat sistem pangan untu mencapai suatu kondisi ketahanan pangan dan gizi yang lebih baik,” ungkapnya.
Perdangangan pertanian dan pangan global adalah suatu bagian integral dari sistem pangan berkelanjutan yang perlu dikembangkan. Hal tersebut diperlukan dalam mendukung domestic value food chain. Dimana akan bermuara dalam meningkatkan individu yang mampu hidup sehat dan produktif. Hal tersebut telah tertuang dalam Deklarasi Roma pada tahun 2014, dimana poin ke-11 menyebutkan bahwa peningkatan daya saing global dalam produk pertanian merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Hal yang terpenting adalah penciptaan kebijakan pangan yang kondusif. Sehingga diperlukan kesadaran kolektif untuk mengembangkan sistem pangan termasuk di dalamnya ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Kesadaran ini menurut saya menjadi lebih terbangkitkan lagi dengan munculnya pandemi COVID-19 ini. Beberapa hal sudah diidentifikasi bahwa sistem pangan yang ada dianggap masih rentan, tidak terlalu tahan terhadap cekaman-cekaman seperti pandemi ini,” tegasnya.
Tantangan meningkatkan daya saing tersebut menjadi kian kompleks. Di samping itu, masih terjadi penolakan ekspor Indonesia oleh Uni Eropa, Amerika hingga Jepang. Sehingga perlu dimitigasi dan diselesaikan akar permasalahannya. Misalnya masalah pelabelan hingga sanitasi. Tuntutan produsen terhadap keamanan pangan dan keberlanjutan pun meningkat. Mulai dari perhatian terhadap aspek sosial yang lebih luas terhadap para pekerjanya hingga penggunaan produk lokal. Tantangan-tantangan tersebut merupakan kombinasi multifaktor faktor keamanan, gizi dan nilai-nilai yang terkait dengan keberlanjutan yang kini kian gencar dipraktikan selama pandemi.
ADVERTISEMENT
“Perlu ada tim yang kuat yang difasilitasi riset agar dapat mendiplomasikan keamanan dan mutu pangan khususnya dalam fórum internasional. Sehingga dapat memastikan sistem pangan telah sesuai dengan Deklarasi Roma dan komitmen global mengenai SDGs,” imbuhnya. (MW/Zul)
Keyword: ketahanan pangan, sistem pangan nasional, pembangunan berkelanjutan, IPB University
Kategori SDGs: SDGs-2, SDGs-3, SDGs-15