Kepala BSIP Ajarkan Bisnis Komoditas Tanaman Penyegar kepada Mahasiswa IPB

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
3 Juni 2024 9:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepala BSIP Ajarkan Bisnis Komoditas Tanaman Penyegar kepada Mahasiswa IPB
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BSIP Ajarkan Bisnis Komoditas Tanaman Penyegar kepada Mahasiswa IPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Pusat Standardisasi Perkebunan, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian, Ir Syafaruddin, Ph.D menjadi tamu praktisi mengajar pada Mata Kuliah (MK) Tanaman Penyegar di program studi Agronomi dan Hortikultura (AGH), Fakultas Pertanian IPB University pada Rabu, 29 /5.
ADVERTISEMENT
MK Tanaman Penyegar memiliki capaian pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman dan kemampuan produksi serta gambaran industrinya tentang komoditas tanaman perkebunan sebagai sumber bahan minuman yang memiliki efek menyegarkan, yaitu kopi, kakao dan teh.
“Mata Kuliah Tanaman Penyegar tentunya memiliki relevansi sangat kuat dengan tujuan membentuk lulusan dengan kompetensi menjadi techno-socio-entrepreneurial university,” terang Dr Ahmad Junaedi, koordinator mata kuliah Tanaman Penyegar.
“Mata kuliah ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa mendalami komoditas penyegar baik untuk menjadi landasan pengetahuan yang relevan dengan tugas akhir (skripsi) dan utamanya mendorong untuk menjadikan lulusan yang menjadi techno-socio-entrepreneur dengan mengembangkan komoditas tanaman penyegar,” tambah Dr Junaedi.
Pada kegiatan praktisi mengajar tersebut topik yang dikontribusikan Ir Syafarudin adalah overview berupa hal-hal menarik komoditas penyegar, dari on-farm hingga off-farm. Ia juga menyampaikan analisis dan bahasan pada sesi paparan “Profil Bisnis Komoditas” yang dipresentasikan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
“Sharing pengalaman praktis di industri perkebunan dan standarisasi instrumen pertanian kepada mahasiswa AGH sangat menantang, karena ketika mahasiswa lulus dan masuk dalam realitas dunia kerja dan industri-bisnis, mereka dituntut untuk memahami bukan saja core competency dalam agronomi dan hortikultura tetapi juga kompleksitas pengelolaan usaha dari komoditasnya,” papar Pak Deden, panggilan akrabnya.
Ia menjelaskan alasan kesediaannya memperkuat mata kuliah ini. “Mudah-mudahan sharing session di mata kuliah ini dapat memberikan inspirasi kepada mahasiswa untuk semakin optimis memandang komoditas penyegar tanaman perkebunan di Indonesia. Kami juga menyambut baik para mahasiswa IPB University yang ingin memanfaatkan fasilitas BSIP untuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), magang dan penelitian tugas akhir,” pungkas Deden. (*/Lp)