KLHK dan PSB IPB University Perkuat Adaptasi Kerentanan Pesisir di Demak

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 November 2020 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KLHK dan PSB IPB University Perkuat Adaptasi Kerentanan Pesisir di Demak
zoom-in-whitePerbesar
KLHK dan PSB IPB University Perkuat Adaptasi Kerentanan Pesisir di Demak
ADVERTISEMENT
Potensi bencana akhir tahun di pesisir harus diantisipasi dengan upaya adaptasi dan mitigasi. Demikian disampaikan oleh Kepala Bagian Pengendalian Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak, Arso Budiyanto saat menyambut Tim Pusat Studi Bencana (PSB), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Generasi Hijau Indonesia (GHI) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka koordinasi terkait mangrove sebagai sebuah komponen mitigasi pesisir.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, karakteristik mangrove di Demak ada yang bagus dan ada yang rusak parah. Di Kawasan Timbul Sloko banyak ditemukan mangrove sehat dan rusak. DLH Demak juga bekerjasama dengan Wetland, Oisca dan Universitas Diponegoro (Undip) dalam pelestarian dan perlindungan mangrove di kawasan ini. Beberapa penyebab kerusakan yaitu angin, pertambakan yang awalnya menggunakan areal mangrove serta tekanan golombang pasang.
Arso juga menjelaskan bahwa mangrove yang pernah ditanam ternyata berada di kawasan yang sudah memiliki hak milik warga. Akibatnya sering terjadi duplikasi dalam program termasuk soal kewenangan penanganan daerah pesisir. Sejak implementasi UU No 1 tahun 2014, Bupati tidak lagi menganggarkan biaya dalam pembangunan pesisir. Sehingga terjadi gap dalam pembangunan dan pengawasan pesisir dan laut.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Arif Wibowo, Kasubdit Adaptasi Perubahan Iklim menyampaikan bahwa kehadiran KLHK dan PSB IPB University di Demak adalah untuk mendapatkan potret mangrove yang bernilai tinggi. Kesulitan upaya kita dalam mengkonservasi adalah karena tidak pahamnya terhadap fungsi mangrove. Dalam konteks ekosistem, pendekatan adaptasi berbasis ekosistem menjadi salah satu target penting dalam menghadapi perubahan iklim. Potret ini juga penting untuk menganalisis kebijakan. Salah satu isu ekonomi seperti wisata alam menjadi poin penting untuk diperhatikan. Selanjutnya Indonesia akan menjadikan mangrove sebagai salah satu indikator kebijakan nasional dalam siklus adaptasi perubahan iklim.
“Potensi mangrove sebagai material industri batik, makanan dan lainnya dalam fungsi ekonomi juga tinggi. Output besar yang paling penting adalah indikator nasional dalam ekosistem mangrove keterkaitan fungsi tersebut dalam manajemen lingkungan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam kesempatan ini Kepala PSB IPB University, Dr Yonvitner juga menyampaikan bahwa ekosistem mangrove memiliki fungsi ganda ekologi yakni fungsi ekonomi dan sosial. Ini yang harus dipahami semua pihak. Dr Yonvitner dan tim juga menyampaikan pentingnya menyusun kerentanan berbasis ekosistem mangrove dan indikator yang menjadi inisiatif nasional dalam ekosistem mangrove. (**/Zul)
Keyword: Mangrove, Demak, PSB, LPPM, IPB University
Kategori SDgs: SDGs-13, SDGs-14