Kolaborasi Elemen IPB Bahas Pengembangan Lumbung Padi Organik di Tanggamus

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 Juni 2021 8:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi Elemen IPB University Bahas Pengembangan Lumbung Padi Organik di Tanggamus
zoom-in-whitePerbesar
Kolaborasi Elemen IPB University Bahas Pengembangan Lumbung Padi Organik di Tanggamus
ADVERTISEMENT
Community Service Center, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bersama Himpunan Profesi REESA dari Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan (ESL), Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, menggelar webinar bertajuk Obrolan Santai Seputar Bina Desa, akhir pekan lalu. Acara ini dihadiri Wakil Kepala LPPM IPB University Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Dr Sofyan Sjaf dan Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University, Dr Ahyar Ismail, Ketua Unit Desa Presisi (UDP) LPPM IPB University Lukman Hakim dan Zakky Muhammad Noor sebagai narasumber.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr Ahyar Ismail, kegiatan ini merupakan salah satu wujud sinergitas dua unit kerja di IPB University yaitu Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan dengan LPPM. Pakar Ekonomi Lingkungan IPB University ini berharap LPPM dapat mendukung seluruh program Kuliah Kerja Nyata (KKN-T) Departemen ESL di Kabupaten Tanggamus, Lampung.
“Kami juga bekerja sama dengan Kabupaten Tanggamus untuk melakukan KKN-T secara offline. Mohon support dan kerjasamanya terkait program. Harapan program ini, menjadikan Kabupaten Tanggamus menjadi lumbung padi organik di Indonesia,” ujar nya.
Menanggapi hal tersebut, Dr Sofyan Sjaf mengatakan bahwa LPPM IPB University menyambut baik tawaran program yang disampaikan Himpro Reesa dan Departemen ESL dalam pengembangan wilayah Kabupaten Tanggamus.
“Kami harap, untuk ke depannya, program bisa berjalan dengan berbasiskan Data Desa Presisi sehingga seluruh program dapat tepat sasaran dan sesuai dengan pengembangan Sustainable Development Goals (SDGs),” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat ini setuju terhadap upaya pembentukan lumbung padi organik Indonesia berbasis Data Desa Presisi (DDP). Menurutnya, realisasi lumbung padi organik tersebut merupakan bagian dari pencapaian kesejahteraan sosial dan pembangunan manusia pedesaan yang diemban dalam Unit Data Presisi (UDP) LPPM IPB University.
“Melalui Merdesa Super apps, bisa dikeluarkan output SDGs hanya dalam beberapa detik saja. Hasil DDP kini sepenuhnya bisa membantu pemerintah dalam menentukan arah pembangunan sesuai dengan SDGs dan SDGs Desa. Saya yakin UDP LPPM IPB University bisa membuat aplikasi Lumbung Pangan Organik berbasis DDP,” ujar penggagas Data Desa Presisi IPB University ini.
Dr Sofyan optimis kerjasama antara Departemen ESL dengan LPPM IPB University bisa saling bersinergi dalam membangun negeri. Terutama melalui program-program tingkat desa dalam bidang ekonomi dan sumberdaya lingkungan. Pakar IPB University Penulis Buku "Dari Kandang Memandang Dunia" tersebut memastikan seluruh kegiatan pengabdian yang dilakukan mahasiswa, khususnya KKN-T 2021, mendapat dukungan penuh dari LPPM IPB University.
ADVERTISEMENT
“Bukan hanya di Kabupaten Tanggamus tapi juga di seluruh pelosok negeri,” tandasnya.
Lukman menambahkan bahwa DDP IPB University hadir untuk menjadi solusi dengan memberikan tiga jenis data. Yaitu data spasial, data numerik dan data sosial, yang sudah dikembangkan ke dalam bentuk data SDGs Desa. Data ini yang nantinya bisa diimplementasikan ke dalam program pengabdian masyarakat.
Sementara itu, Zakky Muhammad Noor mengangkat pentingnya kehadiran pemuda dalam pengembangan desa selama masa pandemi. Co Founder Desamind Indonesia Foundation itu menyampaikan beberapa penyebab desa-desa di Indonesia lambat dalam perkembangan. Ia memastikan hal demikian terjadi karena lemahnya mindset, padahal itulah yang paling krusial dari faktor pendidikan.
“Kurangnya penggerak pada lingkup grassroot. Padahal setiap anak desa juga memiliki potensi yang sama dengan anak lain di negeri ini. Maka dari itu kita mengajak rekan semua untuk bersama membangun negeri dengan mengembangkan desa. Akar rumput harus diberdayakan dalam pendidikan, terutama untuk membentuk penguatan mindset warga pedesaan” ujar Zakky. (**/Zul)
ADVERTISEMENT