Loss and Damage Manajemen Risiko Iklim dan Keanekaragaman Hayati di ASEAN

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
21 Juli 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi Tiga Elemen Arusutamakan Loss and Damage Manajemen Risiko Iklim dan Keanekaragaman Hayati di ASEAN
zoom-in-whitePerbesar
Kolaborasi Tiga Elemen Arusutamakan Loss and Damage Manajemen Risiko Iklim dan Keanekaragaman Hayati di ASEAN
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mendukung pendekatan loss and damage sebagai bagian dari upaya penanggulangan risiko iklim, Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University ajak beberapa lembaga untuk melakukan kerjasama. Peresmian kerjasama antara PSB dengan SEAMEO Biotrop dan CV PIAREA (15/7) dilakukan dalam kegiatan “Pengarusutamaan Konsep Kerugian (Loss) dan Kerusakan (Damage) dalam Rangka Manajemen Risiko Iklim dan Keanekaragaman Hayati di Wilayah ASEAN”.
ADVERTISEMENT
Pada kegiatan peresmian kerjasama, hadir Dr Syamsul Bahri Agus selaku Sekretaris dari Pusat Studi Bencana IPB University, Dr Zulhamsyah Imran selaku Direktur SEAMEO BIOTROP dan Ryco Farysca Adi, SSi selaku Direktur Utama PIAREA. Proses penandatanganan didampingi oleh Dr Eva Rachmawati, Dr Perdinan dan Ikrom Mustofa, SSi, MSc.
“Saat ini isu perubahan iklim telah menjadi perhatian besar di berbagai belahan dunia. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Climate Change menunjukkan Kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah paling rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim. Keseriusan dalam penanggulangan risiko iklim secara menyeluruh (comprehensive risk management) tengah diupayakan berbagai negara dengan melihat keterkaitan antara upaya mitigasi, adaptasi, pengurangan risiko bencana serta skema loss and damage. Konsep loss and damage mengacu pada kategori kerugian dan kerusakan yang tidak dapat dihindari (unavoidable) sekalipun telah dilakukan tindakan mitigasi dan adaptasi” ujar Dr Syamsul.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kerjasama antar tiga pihak ini nantinya terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan hingga Agustus 2021. Kegiatan tersebut antara lain Pengembangan Portal Loss and Damage, Kompetisi Nasional Loss and Damage in Tropical Biodeversity, Survei Literasi Masyarakat terkait isu Loss and Damage, Podcast “Cara Pemuda Mengenal Perubahan Iklim”, Wokrshop Internasional “Mainstreaming Loss and Damage among ASEAN Country” dan Training Bisnis dalam rangka meningkatkan Kapasitas Kawasan Rawan Bencana.
Sementara itu, dalam sambutannya, Dr Zulhamsyah Imran menyampaikan, “Kerjasama dengan model simpatik seperti ini tidaklah mudah, terutama jika tidak memiliki satu niat dan komitmen yang ditanamkan dengan baik. Agar kerjasama dapat berjalan dengan baik, langkah utama yang perlu dilakukan yaitu mengatur bagaimana cara kita untuk mengadaptasi pada ekosistem bersama yang akan dibangun."
ADVERTISEMENT
Menurutnya, langkah utamanya yaitu memulai dengan satu aktivitas kompetisi pada bidang climate change untuk pemuda, khususnya generasi milenial. Kerjasama lainnya dapat timbul untuk melakukan aksi yang berdampak pada masing-masing lembaga, dan Indonesia secara luas.
Menanggapi hal tersebut Dr Syamsul mengatakan, “Kita tidak bisa melangkah lebih jauh dan berbuat lebih besar jika melangkah sendiri-sendiri. Dibutuhkan kolaborasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Semoga selanjutnya, tidak hanya kerjasama di bidang kebencanaan saja, tapi banyak kajian-kajian kegiatan terkait dengan kemanusiaan, perubahan iklim dan lain sebagainya."
Ryco Farysca Adi menanggapi dengan mengatakan bahwa kolaborasi sumberdaya institusi ini mampu optimalisasi ketercapaian manfaat bagi masyarakat dan visi misi institusi.(**/Zul)