Konten dari Pengguna

Mahasiswa IPB Cegah Stunting di Desa Loji: Optimalisasi 1000 Hari Pertama

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
23 Juli 2024 10:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa IPB Cegah Stunting di Desa Loji: Optimalisasi 1000 Hari Pertama
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa IPB Cegah Stunting di Desa Loji: Optimalisasi 1000 Hari Pertama
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim KKNT Inovasi IPB University Desa Loji telah melaksanakan program dengan tema "Generasi Emas Tanpa Stunting: Upaya Pencegahan Stunting dan Optimalisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)" pada 16/7 di Posyandu Mayar Kuning.
ADVERTISEMENT
Program ini dihadiri oleh para ibu hamil, ibu dengan anak balita, petugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kecamatan Simpenan, serta para kader posyandu yang berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting di Desa Loji.
Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada bayi di bawah dua tahun (baduta) selama 1000 Hari Pertama Kehidupan yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan otak dan pertumbuhan anak. Seorang anak dianggap stunting jika tinggi badan mereka lebih pendek dari standar usianya.
Menurut Maharesta Aura Ergiona Putri, mahasiswa KKNT Inovasi Desa Loji, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu hamil dan ibu dengan anak balita mengenai stunting dan cara pencegahannya.
“Dampak jangka panjang dari stunting sangat serius, termasuk penurunan kemampuan kognitif, mudah terpapar penyakit dan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua,” ungkap Maharesta.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, stunting juga menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas, yang pada akhirnya memperburuk kesenjangan ekonomi di masyarakat.
“Program yang diadakan oleh Tim KKNT Inovasi Desa Loji ini merupakan langkah nyata untuk memutus lingkaran setan gizi buruk. Wanita yang kurang gizi cenderung melahirkan anak yang juga kurang gizi, sehingga intervensi pada tahap awal kehidupan sangat penting untuk menghentikan siklus ini,” ujarnya.
Ia menuturkan, selain penyuluhan dan edukasi mengenai pentingnya 1000 HPK, kegiatan ini juga dilengkapi dengan penyerahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa puding jagung telur, lapis tahu mie isi ayam, dan papaya calina.
“Pemberian makanan tambahan ini diharapkan dapat memberikan asupan gizi tambahan bagi ibu hamil dan anak-anak balita untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka,” ucap Maharesta.
ADVERTISEMENT
“Para peserta aktif bertanya dan berdiskusi mengenai cara-cara mencegah stunting serta pentingnya pemberian gizi seimbang bagi anak-anak. Dengan adanya program seperti ini, diharapkan dapat tercipta generasi emas Indonesia yang bebas dari stunting dan memiliki masa depan yang lebih cerah,” tuturnya. (*/Lp)