Mahasiswa IPB Manfaatkan Hidrolisat Protein Manggot Antidiabetes

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
15 Juli 2019 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa IPB University Manfaatkan Hidrolisat Protein Maggot Sebagai Antidiabetes
Inovasi Mahasiswa IPB University
Setiap tahun, penderita diabetes di Indonesia mengalami peningkatan hingga 40 persen. Guna mengurangi jumlah penderita penyakit gula tersebut, diperlukan obat hipoglikemik yang dapat dikonsumsi oleh penderita tanpa memberikan efek samping.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tiga mahasiswa IPB University memanfaatkan maggot sebagai sediaan obat antidiabetes dalam bentuk hidrolisat protein. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Imam Ali Alzaini Bychaqi, Muhammad Rifqi Janjani, (Fakultas Kedokteran Hewan/FKH), dan Cepty Rohmawaty (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA). Maggot adalah belatung dari black soldier flys hermetia illucens yang termasuk keluarga lalat.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan bimbingan Prof. Drh. Tutik Wresdiyati, Ph.D, ketiga mahasiswa tersebut meggunakan maggot sebagai bahan dasar pembuatan sediaan obat antidiabetes. Hal ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa maggot dinilai memiliki aktivitas antibakteri.
Imam mengungkapkan, penelitian tentang maggot di bidang biomedis masih sangat terbatas. Untuk memastikan secara biologis kemampuan hidrolisat maggot bersifat hipoglikemik, Imam dan teamnya melakukan pengujian aktivitas hipoglikemik pada hewan uji tikus hiperglikemik.
ADVERTISEMENT
Dalam pengujiannya, digunakan 35 ekor tikus hiperglikemik yang terbagi menjadi tujuh kelompok. Sebelumnya, kadar gula pada hewan uji diukur terlebih dahulu untuk diketahui kadar gula awal dengan puasa selama 10 jam. Untuk pengujian hidrolisat maggot, dilakukan secara oral glucose tolerance test (OGTT) pada hewan uji.
“Dari pengujian yang sudah dilakukan, dosis 300 miligram/kilogram berat badan tikus yang potensial untuk dijadikan kandidat antidiabetes. Meski demikian, pengujian pada tikus hiperglikemik saja belum cukup. Perlu dilakukan uji lanjutan pada tikus yang berstatus diabetes. Uji lanjutan ini perlu karena untuk menegaskan bahwa dosis tersebut positif mampu menurunkan kadar gula darah,” pungkasnya.(Rosyid/Zul)
Keyword: maggot, antidiabetes, inovasi mahasiswa, IPB University