Mahasiswa IPB Temukan Burung Dorso Hingga Camar Angkuh Hitam di Papua

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
5 Maret 2019 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
UKM IPB Uni Konservasi Fauna di Papua
Unit Kegiatan Mahasiswa Uni Konservasi Fauna (UKM UKF) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Hasil Ekspedisi Batas Negeri, Sabtu (2/3) di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Seminar hasil ekspedisi batas negeri ini merupakan rangkaian terakhir dalam kegiatan ekspedisi batas negeri yang diselenggarakan pada bulan Agustus-September 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum UKF, Aditya Nugroho Saputro mengatakan ekspedisi batas negeri merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan sebagai bakti kepada bumi pertiwi. Melalui ekspedisi batas negeri ini, mahasiswa difasilitasi untuk melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah tersebut.
“Ekspedisi batas negeri dilakukan di pulau-pulau kecil terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain. Tujuan dari ekspedisi batas negeri itu sendiri adalah mengeksplorasi dan mengungkap potensi pulau-pulau terluar Indonesia,” tutur Aditya.
Tidak hanya sekedar inventarisasi, melalui ekspedisi batas negeri tersebut diharapkan supaya masyarakat luas dapat mengetahui potensi yang ada dan mengetahui kondisi aktual yang terjadi di garis perbatasan Indonesia.
“Harapannya, akan ada perhatian lebih, baik dari pemerintah ataupun masyarakat luas terhadap kondisi pulau-pulau terluar Indonesia,” tambah Aditya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, lanjut Aditya, ekspedisi batas negeri sudah dilaksanakan di empat pulau terluar Indonesia. Empat pulau tersebut adalah Pulau Rondo dan Pulau Weh, Kota Sabang; Pulau Sekatung dan Pulau Laut, Natuna; Pulau Ndana, Kota Rote; dan Pulau Mapia, Kabupaten Supirori.
Ekspedisi batas negeri kali ini dilaksanakan di Pulau Mapia, Kabupaten Supriori, Papua. Di Pulau Mapia, ekspedisi dilakukan di tiga pulau, yaitu Pulau Bras, Pulau Fanildo, dan Pulau Pegun. Ketiga pulau tersebut langsung berbatasan dengan negara Filipina dan Republik Palau.
Melalui ekspedisi batas negeri yang dilaksanakan di Pulau Mapia, UKF IPB berhasil menginventarisasi beberapa fauna yang ada di pulau tersebut. Sedikitnya ada 20 jenis burung, 12 jenis serangga, dan 8 jenis reptil.
ADVERTISEMENT
Jenis burung yang ditemukan antara lain burung Dorso, Camar Angkuh Hitam, Layang-layang Asia, Angsa Batu Kaki Merah, Cikalang Kecil dan Cikalang Besar. Tidak hanya burung, ternyata Pulau Mapia menjadi habitat tiga penyu yang ada di Indonesia. Penyu tersebut adalah penyu sisik, penyu belimbing dan penyu hijau. Adapun fauna terestial yang ditemukan antara lain kadal hutan hijau, kadal ekor biru, kadal hutan temin dan kuskus. Sedangkan dari golongan insekta ditemukan kumbang, capung, kupu-kupu dan ngengat.
Tidak hanya fauna yang melimpah, Pulau Mapia memiliki kekayaan bahari yang tak kalah berharga. Pulau Mapia yang dikelilingi atul atau pasir dan terdapat laguna di tengah-tengah pulau menjadikan Pulau Mapia memiliki sumberdaya perikanan yang melimpah. Salah satu fauna laut yang ditemukan adalah hiu sirip hitam. Selain hiu sirip hitam, fauna autik lain yang ditemukan antara lain adalah kima kecil, kima sisik, kima pasir dan kelomang merah.
ADVERTISEMENT
Di samping melakukan eksplorasi fauna yang ada di Pulau Mapia, tim ekspedisi juga melakukan eksplorasi sosial ekonomi masyarakat di pulau tersebut. Tim ekspedisi juga membantu masyarakat dalam melakukan imunisasi campak dan rubella, serta ikut serta kegiatan masyarakat setempat.
Terkait ekspedisi batas negeri tersebut, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB, Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc., F.Trop mengatakan kekayaan biodiversitas Indonesia sangat perlu untuk diidentifikasi supaya ada pemanfaatan secara optimal. Pemanfaatan tersebut juga harus memperhatikan aspek keberlanjutannya sehingga sumberdaya yang ada dapat terus menerus ada.
“Ekspedisi seperti ini penting, tidak hanya inventarisasi flora dan fauna, aspek sosial masyarakat juga harus mendapat perhatian. Dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang flora dan fauna yang ada, harapannya masyarakat setempat dapat menjaga keanekaragamannya,” pungkas Prof. Dodik. (Rosyid/Zul)
ADVERTISEMENT
Key Word : Burung Dorso, Camar Angkuh Hitam, UKM UKF IPB, ekspedisi batas negeri, Pulau Mapia, Hius Sirip Hitam, Ekspedisi mahasiswa IPB, pulau terluar