Mahasiswa IPB University Ikuti Training Lego untuk Tingkatkan Kepercayaan Diri

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
16 Februari 2024 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa IPB University Ikuti Training Lego untuk Tingkatkan Kepercayaan Diri
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa IPB University Ikuti Training Lego untuk Tingkatkan Kepercayaan Diri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam organisasi sosial Pondok Inspirasi ikuti training lego yang diadakan oleh Soka Innovation Lab dengan tajuk “How to use Lego Toys to become an Honest, Spontaneous Person, and to Have More Self Confident”. Acara ini digelar di Jalan Soka Lestari, Jakarta Selatan pada Sabtu 10/02.
ADVERTISEMENT
Pengisi acara training lego ini adalah Bambang Ibenk, yang merupakan seorang lego fasilitator, social educator yang juga seorang stand-up comedian. Dengan pengalaman dan keahliannya, pria yang kerap disapa coach Ibenk ini memberikan panduan dan motivasi kepada peserta agar dapat mengembangkan kepercayaan diri melalui permainan lego serta materi mengenai self confident, journal dream dan masih banyak lagi.
“Kebanyakan orang mungkin hanya menganggap lego sebagai mainan biasa, tapi sebenarnya tidak, lewat lego kita bisa melihat karakter seseorang, apakah dia tipe yang perfeksionis, kreatif ataupun teliti,” ujar seorang lego fasilitator itu ketika menyampaikan materi pendahuluan sebelum memulai bermain lego.
Lanjut coach Ibenk, training permainan lego merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk kepercayaan diri. Ia menjelaskan bahwa ada tiga fase utama dalam bermain lego, yang pertama challenge, kedua building dan terakhir sharing.
ADVERTISEMENT
“Sebelum mulai merakit, para peserta diarahkan untuk mengisi dream journal, yaitu menuliskan tiga hal dalam diri mereka yang ingin mereka ubah. Dalam tahap building, peserta diajak untuk merakit lego yang dapat mendeskripsikan tiga hal kekurangan dari diri mereka yang ingin diubah. Fase terakhir adalah sharing. Peserta menceritakan secara rinci bangunan lego yang dibuat dan kaitannya dengan kehidupan mereka,” ujarnya.
Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang kegiatan, ditandai dengan keaktifan seluruh peserta dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya.
“Permainan lego ini seru banget karena ternyata lego bukan hanya untuk mainan saja, tapi kita bisa memaknai dari setiap lego yang kita susun,” ungkap Rohimatul Janah, salah satu peserta training Lego.
Lanjut Janah, selain dapat mengasah keterampilan kreativitas dan pemecahan masalah, ia berharap training lego ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan emosional bagi seluruh peserta. (*/Lp)
ADVERTISEMENT