Mahasiswa KKN-T IPB Ajarkan Pembuatan PGPR bagi Petani di Desa Cipetir, Sukabumi

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2021 5:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa KKN-T IPB University Ajarkan Pembuatan PGPR bagi Petani di Desa Cipetir, Sukabumi
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa KKN-T IPB University Ajarkan Pembuatan PGPR bagi Petani di Desa Cipetir, Sukabumi
ADVERTISEMENT
Tim mahasiswa IPB University yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Cipetir, Sukabumi menggelar kegiatan simulasi pembuatan dan pembagian pupuk PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Simulasi ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan pupuk alternatif bagi para petani. Kegiatan ini dilaksanakan di Madrasah Hidayatul ‘Ala di Desa Cipetir dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Kepala Desa Cipetir, Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), dan beberapa tokoh masyarakat yang aktif dalam melakukan aktivitas pertanian.
ADVERTISEMENT
Mulia Restafiani, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University menjelaskan, kegiatan simulasi pembuatan dan pembagian pupuk cair PGPR diangkat dari keresahan warga Desa Cipetir terhadap adanya dampak dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan pada lahan pertanian. Mahasiswa IPB University itu menyebut, kurangnya pengetahuan warga terhadap dampak penggunaan pupuk secara berlebihan membuat warga terlena dengan kemudahan penggunaan pupuk kimia, sehingga di lapangan banyak gejala akibat dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan seperti berkurangnya kesuburan tanah yang berdampak pada hasil pertanian.
Selain sosialisasi pembuatan pupuk cair PGPR, dilakukan sesi diskusi dengan membahas permasalahan pertanian yang sering terjadi di sekitar Desa Cipetir.
Sebelumnya, tim KKNT IPB University telah membuat PGPR dan dilanjutkan proses inkubasi selama 15 hari. Setelah proses inkubasi selesai, dilakukan monitoring dan evaluasi pada tanaman hortikultura yang telah diaplikasikan pupuk PGPR. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari pupuk PGPR yang telah dibuat. Lalu diakhiri dengan acara puncak yaitu simulasi pembuatan dan pembagian produk PGPR pada 04/08.
ADVERTISEMENT
“PGPR ini merupakan pupuk cair yang memanfaatkan mikroba tanah seperti bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri baik yang dimanfaatkan dalam pembuatan PGPR seperti Pseudomonas fluorescens, Bacillus polymyxa, atau lainnya berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan ketahanan tanaman,” ujar Mulia Restafiani.
Pupuk PGPR tersebut, lanjut Mulia, dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman seperti tanaman pangan, hortikultur, dan kehutanan. Pupuk cair PGPR diharapkan bisa menggantikan pupuk kimia karena pupuk ini merupakan pupuk cair organik dan sangat ramah lingkungan.
Lebih lanjut, Mulia menjelaskan, PGPR ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah dicari, seperti akar bambu, dedak, terasi, gula, dan air bersih. Mahasiswa IPB University itu mengaku, cara pembuatannya sendiri cukup mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus.
ADVERTISEMENT
Kegiatan simulasi dan pembagian pupuk cair PGPR di Desa Cipetir mendapatkan respon baik dari peserta. “Melalui kegiatan sosialisasi dan pembagian pupuk cair PGPR, kami berharap peserta menjadi lebih terbantu dalam pemenuhan kebutuhan pupuk terutama pupuk organik untuk bercocok tanam. Adanya program KKN-T ini diharapkan peserta dapat membuat pupuk secara mandiri dan dapat mengaplikasikan pupuk cair PGPR di lahan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia,” ujar Mulia Restafiani. (*/RA)