Pakar Arsitektur Lanskap IPB Komentari Konsep Bogor Sport City and Tourism

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
12 Juli 2021 8:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar Arsitektur Lanskap IPB University Komentari Konsep Bogor Sport City and Tourism
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Arsitektur Lanskap IPB University Komentari Konsep Bogor Sport City and Tourism
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University, Dr Akhmad Arifin Hadi turut memberikan komentar tentang konsep city sport and tourism di Kabupaten Bogor. Ia menyambut baik program city sports and tourism yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. Ia juga berharap, program ini bukan hanya mengenai peningkatan prestasi atlet namun juga upaya untuk membudayakan olahraga di kehidupan sehari-hari masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Saya menilai, konsep city sport and tourism akan terwujud manakala masyarakat umum, tidak hanya atlet, dapat melaksanakan olahraga dan gemar berolahraga sambil berekreasi atau berwisata,” kata Dr Akhmad Arifin Hadi, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB University.
Atau bisa juga dengan city sport, katanya. Ia juga menandaskan bahwa tourism atau kegiatan berwisata di Kabupaten Bogor juga bisa meningkat dan saling menguatkan satu sama lain. “Dengan demikian, manfaat yang akan dirasakan tidak hanya pada peningkatan prestasi atlet, namun olahraga akan menjadi sebuah budaya baru bagi masyarakat dan yang paling penting kesehatan masyarakat akan meningkat,” ujar pakar arsitektur lanskap IPB University ini.
Ia mencontohkan konsep city sport and tourism di Jepang. Penggemar sepakbola itu mengaku, dari segi industri olahraga, J leage (liga bola profesional Jepang) dan liga baseball adalah industri olahraga yang sangat sukses menyedot wisatawan dari berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
“Selain fasilitas olahraga yang sangat menunjang, penggemar maupun masyarakat umum yang datang ke stadion juga disuguhkan dengan berbagai festival dan kegiatan hiburan lainnya, bahkan mereka bisa saling menghargai satu sama lain sehingga tidak ada istilah bentrokan antar penggemar,” ujar dosen mata kuliah Desain Lanskap IPB University ini.
Ia menjelaskan, untuk mencapai Kabupaten Bogor sebagai city sport and tourism, ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, merumuskan tujuan city sport and tourism yang jelas, yang kemudian menjadi dasar dalam membuat masterplan city sport and tourism tersebut. Kedua, pembuatan masterplan yang berorientasi pada hasil riset yang sudah dilakukan sebelumnya. Ketiga, implementasi masterplan yang tepat.
“Ketiganya merupakan proses yang berkelanjutan. Semoga saja konsep city sport and tourism yang dicanangkan oleh Pemkab Bogor sudah mencakup tiga hal tersebut,” ujar Dr Akhmad.
ADVERTISEMENT
Terkait pembuatan masterplan, ia menjelaskan, perlu dilakukan perumusan tujuan, inventarisasi dan analisis potensi maupun kendala, perumusan konsep hingga perencanaan dan desain. “Kemudian, lanskap yang bagaimana yang dapat menunjang city sport and tourism? Kita bisa lihat dari berbagai skala dalam masterplan,” tegasnya.
Skala yang dimaksud antara lain skala kota, dimana fasilitas-fasilitas olahraga dan fasilitas umum yang bisa digunakan untuk olahraga masyarakat dan tempat wisata. Tempat wisata olahraga tersebut dapat direncanakan dalam masterplan dalam zonasi yang tepat. Zonasi tersebut seperti zona konservasi, heritage maupun zona lain serta adanya interkonektivitas yang tepat antar zona tersebut.
“Kita lihat kompleks stadion Pakansari. Saya melihatnya bukan hanya bangunan stadion saja tetapi kompleksnya,” ujar Dr Akhmad.
Menurutnya, sekitar stadion Pakansari masih bisa dioptimalkan bukan hanya sebagai olahraga untuk meningkatkan prestasi atlet, namun juga bisa menjadi tourism sport bagi masyarakat umum. Pasalnya, apabila kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, olahraga akan menjadi budaya baru di Kabupaten Bogor. Tidak hanya itu, masyarakat juga bisa menjadi lebih sehat dan lebih peduli terhadap olahraga dan fasilitas olahraga.
ADVERTISEMENT
“Atlet bisa mengasah kemampuannya dengan fasilitas yang disediakan, sedangkan masyarakat bisa berwisata sambil berolahraga atau olahraga sambil wisata. Kita harapkan juga masyarakat lebih peduli sehingga meminimalkan tawuran antar sporter karena masyarakat rukun dan saling menjaga,” jelasnya.
Untuk mewujudkan upaya tersebut, ia menyarankan perlu ada kolaborasi antara pemerintah, akademisi, praktisi dan masyarakat. “Ini penting ada kolaborasi karena dalam setiap tahapan yang tadi disebutkan butuh partisipasi dari pihak-pihak tersebut,” katanya.
Lebih lanjut ia menerangkan, kontribusi yang penting dari akademisi barangkali dalam bidang landscape research. Sebagai contoh, mengenai bagaimana identifikasi kecenderungan orang berolahraga, misalnya berapa jarak antar fasilitas istirahat yang dibutuhkan saat ber-jogging berdasarkan pendeteksian sekelompok orang berjogging menggunakan GPS tracking.
“Hasil dari landsacpe research tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan di penyusunan masterplan,” pungkasnya. (RA)
ADVERTISEMENT