news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pakar Gizi IPB University Dorong ASI Eksklusif dengan Torbangun

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
19 Juli 2021 9:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar Gizi IPB University Dorong ASI Eksklusif dengan Torbangun
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Gizi IPB University Dorong ASI Eksklusif dengan Torbangun
ADVERTISEMENT
Guru Besar IPB University, Prof Rizal Damanik komentari panic buying susu beruang dan laporan peneliti China terkait Air Susu Ibu (ASI) yang dapat mencegah dan mengobati COVID-19. Menurutnya, kandungan di dalam susu beruang sama dengan susu sapi pada umumnya.
ADVERTISEMENT
“Susu sapi umumnya mengandung growth factor, salah satunya adalah immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin ialah senyawa protein yang digunakan sistem imun untuk melawan kuman, virus, bakteri, dan penyebab penyakit lainnya. Immunoglobulin (Ig) terbaik ada dalam kolostrum. Nah, kolostrum sendiri merupakan ASI yang keluar pertama kali pada saat proses menyusui yang memiliki karakteristik warna kuning, " ungkapnya.
Menurutnya, fakta ini mengartikan, ASI dapat meningkatkan imunitas dan bahkan antibodi spesifik SARS-CoV-2 juga telah ditemukan dalam ASI. "Baru-baru ini tim peneliti dari China melaporkan bahwa ASI dapat mencegah dan mengobati COVID-19. Sebelumnya tim peneliti dari University of Rochester Medical Center Amerika juga melaporkan hal sama, sebagaimana diwartakan dalam laman resmi URMC,” ujarnya.
Meski begitu, pada era saat ini masih banyak ibu yang belum bisa memberikan ASI secara optimal untuk buah hatinya. Kenyataan di lapangan banyak ibu laktasi yang memilih susu formula dibanding ASI. Menurut Riskesdas 2018 didapatkan data bahwa cakupan proses inisiasi ibu menyusui dini kurang 24 jam, hanya sebesar 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, angka menyusui Indonesia menurut World Breastfeeding Trends Initiative (2020) mendapati urutan ke 66 dari 98 negara. Data ini membuktikan bahwa masih rendahnya kecenderungan ibu di Indonesia untuk memberikan ASI pada anak. Beberapa alasan yang mengemuka antara lain sibuk bekerja, keterbatasan waktu dan produksi ASI yang tidak cukup.
“Pemberian ASI eksklusif sebenarnya dapat menjadi langkah awal untuk menurunkan risiko terjadinya stunting. Dengan memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan akan mampu membangun sistem pertahanan tubuh bayi secara optimal,” imbuh Dosen IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia ini.
Oleh karena itu, Prof Rizal mendorong pemberian ASI Eksklusif di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 1000 HPK adalah masa emas pertumbuhan dan perkembangan bayi, mulai dari janin dalam kandungan hingga balita berusia 2 tahun. Salah satu fase yang akan mendukung keberhasilan terlaksananya 1000 HPK adalah fase menyusui. Berbagai riset telah menunjukkan potensi dan manfaat ASI bagi proses tumbuh kembang bayi. Khususnya ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. ASI Ekslusif dapat mencegah berbagai penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit dan penyebab lainnya.
ADVERTISEMENT
Berawal dari itu semua, Pakar Torbangun IPB University ini akhirnya melakukan serangkaian riset selama lebih dari 20 tahun. Prof Rizal meneliti tanaman kearifan lokal masyarakat Batak, Sumatera utara yaitu daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Penelitiannya sudah dijadikan rujukan utama penelitian terkait stimulan ASI (galactogogue).
Prof Rizal Damanik juga mengembangkan produk pangan fungsional berbasis daun torbangun bersama dengan Tim Torbangun Herb (Alumni IPB University). Beberapa produk yang telah dikembangkan antara lain dalam bentuk suplemen (ASI UP) dan Teh Torbangun (TORTEA).
Melalui pengembangan ini, Prof Rizal Damanik dan tim berkomitmen untuk menyediakan pangan fungsional terbaik untuk melengkapi nutrisi ASI dan mendukung produksi ASI ibu menyusui di Indonesia. Harapannya pemberian ASI oleh ibu dapat dilakukan dengan maksimal dan tercipta generasi anak Indonesia yang sehat dan cerdas. (**/Zul)
ADVERTISEMENT