Pakar IPB: Beras Bio Fortifikasi Seng (Zinc), Tingkatkan Asupan Mineral

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
6 Juni 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar Gizi IPB University: Beras Bio Fortifikasi Seng (Zinc), Tingkatkan Asupan Mineral untuk Cegah Stunting
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Gizi IPB University: Beras Bio Fortifikasi Seng (Zinc), Tingkatkan Asupan Mineral untuk Cegah Stunting
ADVERTISEMENT
Prof Evy Damayanti, Guru Besar Gizi Masyarakat IPB University mengatakan asupan zat gizi seng berkaitan erat dengan pertumbuhan balita dan angka stunting. Menurut data World Health Organization (WHO), defisiensi seng merupakan faktor penting kelima yang menyebabkan terjadinya penyakit di negara berkembang. Malnutrisi seng dilaporkan akan menyebabkan disability-adjusted life-year (DALYs) setiap tahun. Sehingga anak tidak dapat tumbuh secara normal.
ADVERTISEMENT
“Bila beras biofortifikasi seng diperkenalkan, maka dapat menyelamatkan 0.142 dan 0.456 juta DALYs dalam asumsi pesimis dan optimis,” ujarnya dalam Webinar Propaktani dengan tema “Kegiatan Padi Biofortifikasi dalam Rangka Percepatan Penurunan Relevansi Stunting” yang digelar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, 31/5. Negara dengan defisiensi seng juga berhubungan erat dengan prevalensi stunting balita. Asupan seng ini erat kaitannya dalam pertumbuhan linier balita 6-23 bulan.
Menurutnya, salah satu program beras biofortifikasi seng yang dikembangkan oleh pemerintah adalah Beras Inpari IR Nutri Zinc pada tahun 2019. Beras Nutri Zinc memiliki potensi kandungan seng lebih tinggi dengan karakteristik mirip beras Ciherang. Kandungan seng pada Nutrizinc dibandingkan pada beras yang dikonsumsi sehari-hari dikatakan 20 persen lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
“Nilai ekonomi untuk zinc dari Nutrizinc ini sedikit lebih murah daripada Ciherang, yakni 536 rupiah per miligram,” terangnya. Namun demikian, kadar air dapat mempengaruhi kandungan seng setelah proses pengolahan beras. Kandungan seng akan cenderung menurun bila kadar airnya meningkat. Dibandingkan dengan Ciherang, kadar air pada nasi Nutrizinc lebih banyak. Rasio beras dan air pada nutrizinc sebesar 1:3, sedangkan Ciherang hanya 1:2.
“Kandungan seng pada nasi Nutrizinc lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan Ciherang, namun pada nasi dalam bentuk yang dikonsumsi kandungan zinc tergantung pada kadar air nasi,” tambahnya. Ia menjelaskan, perhitungan kadar air dalam nasi penting untuk menghitung asupan seng pada saat mengkonsumsi nasi. Namun penurunan kandungan seng pada varietas Nutrizinc cenderung lebih rendah. Fortifikasi seng mampu berdifusi ke lapisan endosperm yang lebih dalam sehingga aman saat melalui proses pengolahan.
ADVERTISEMENT
Terkait asupan nasi dalam pencegahan stunting, lanjutnya, bayi usia 1-2 tahun dianjurkan mengonsumsi nasi sebanyak 300 gram per hari. Konversi nasi ke beras yang dikonsumsi yakni menggunakan beras Nutrizinc sebesar 32 persen dan Ciherang 45 persen. Atau sebesar 96 gram beras Nutrizinc dan 135 gram beras Ciherang.
“Sementara untuk ibu hamil dan menyusui dianjurkan mengonsumsi sebanyak 600 gram per hari. Nilai konversi nasi ke beras sama dengan nilai konversi untuk balita. Nilai kontribusi asupan mineral seng dalam nasi sekitar 60 persen, sedangkan bagi ibu hamil dan menyusui 47 persen,” imbuhnya. (MW/Zul)