Pakar IPB University Bahas Potensi Atraktor untuk Pemanfaatan Sumberdaya

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
8 Juni 2021 8:27 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar IPB University Bahas Potensi Atraktor untuk Pemanfaatan Sumberdaya
zoom-in-whitePerbesar
Pakar IPB University Bahas Potensi Atraktor untuk Pemanfaatan Sumberdaya
ADVERTISEMENT
Dalam memacu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, pemanfaatan sumberdaya kurang mempedulikan kelestarian sumberdaya alam. Untuk mempertahankan daya dukung lingkungan, diperlukan teknologi yang tepat agar pemanfaatan sumberdaya yang ada tetap lestari serta pemanfaatannya berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Atraktor cumi-cumi adalah teknologi yang dapat meningkatkan potensi sumberdaya dan pengembangan kawasan pantai secara terpadu. Atraktor dikembangkan dengan memanfaatkan tingkah laku dari cumi-cumi. Prinsipnya, cumi-cumi menempelkan telurnya pada substrat yang menggantung dengan lingkungan yang remang-remang. Telur-telur ini dibiarkan menetas agar populasinya meningkat atau dijadikan basis pangan seperti kerupuk,” jelas Prof Mulyono S Baskoro, Dosen IPB University saat menjadi narasumber dalam kuliah umum “Pemanfaatan Atraktor Ramah Lingkungan untuk Penelitian Hasil Tangkapan” yang digelar oleh Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, (5/6).
Guru Besar FPIK IPB University ini mengatakan bahwa selain cumi-cumi, hewan lain yang menempelkan telurnya adalah sotong. “Hasil penelitian menunjukkan posisi atraktor yang strategis terletak di kedalaman lima meter di bawah laut. Perangkap cumi-cumi sebaiknya diletakkan di antara atraktor. Cumi-cumi umumnya menyukai berada di goa dan perairan yang jernih. Atraktor sebaiknya dipasang pagi hari. Proses ini memakan waktu satu minggu hingga telurnya menempel,” papar inovator IPB University penemu teknologi atraktor cumi-cumi ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Pakar Tingkah Laku Ikan dari IPB University ini, pengembangan atraktor cumi-cumi sudah dimulai sejak 2008 dan disosialisasikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sampai saat ini, atraktor yang bersifat projek ini telah diimplementasikan di 30 kabupaten dari 14 provinsi di Indonesia.
Atraktor cumi-cumi dapat dikembangkan dalam berbagai aktivitas usaha, mulai dari perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, konservasi, wisata bahari, hingga penelitian. Atraktor dikembangkan dengan material, desain dan konstruksi yang optimal bagi nelayan. Atraktor dibuat dari bambu, drum bekas, serta pipa paralon.
“Penjelasan terkait implementasi atraktor ke nelayan mudah dimengerti karena nelayan terampil terkait pengerjaannya. Atraktor cumi-cumi diharapkan dapat meningkatkan produksi, pendapatan nelayan, konsumsi ikan, sumberdaya ikan serta menunjang pembangunan daerah,” tegas sosok yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) IPB University ini. (Ghinaa/Zul)
ADVERTISEMENT