Pakar IPB University Tanggapi Tiga Pilar Program Menteri Kelautan dan Perikanan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar IPB University Tanggapi Tiga Pilar Program Menteri Kelautan dan Perikanan
zoom-in-whitePerbesar
Pakar IPB University Tanggapi Tiga Pilar Program Menteri Kelautan dan Perikanan
ADVERTISEMENT
Dr Fredinan Yulianda, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University turut menyikapi tiga pilar program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan. Tiga pilar tersebut adalah peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), peningkatan kesejahteraan nelayan dan peningkatan budi daya perikanan. Dirinya menilai, program prioritas ini perlu didukung oleh berbagai elemen masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah suatu konsep futuristik yang perlu didukung oleh semua pihak. Baik dari internal kementerian maupun stakeholder lain termasuk akademisi,” ujar Dr Fredinan dalam Koral Webinar, 3/5.
Dr Fredinan mengungkap, upaya untuk mewujudkan program prioritas yang sudah dicanangkan perlu membenahi siklus manajemen perikanan dan kelautan berkelanjutan. Siklus manajemen yang dimaksud terdiri dari komponen sumber daya alam, data dan sistem informasi, sistem manajemen yang kuat, kebijakan dan peraturan yang efektif, sinergitas dan keterpaduan sektor, serta nilai sosial dan ekonomi.
“Nilai sosial dan ekonomi yang merupakan output dari siklus manajemen hendaknya menjadi produk dari proses dari siklus manajemen. Ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi di sektor perikanan dan kelautan,” kata Dr Fredinan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, katanya, pencapaian setiap indikator target tidak cukup hanya membenahi satu atau dua komponen permasalahan perikanan saja. Ia pun menyebut, peningkatan PNBP sebagai indikator output berkaitan erat dengan kondisi sumberdaya yang merupakan indikator input.
“Jangan sampai ketika PNBP naik, tetapi kondisi sumberdaya dalam kondisi tidak baik,” jelas Dr Fredinan.
Sementara, kesejahteraan nelayan berkaitan erat dengan kesempatan, keadilan dan fasilitas. Nelayan harus mendapat hak prioritas dalam memanfaatkan sumber daya perikanan melalui pemberian fasilitas. Tidak hanya itu, nelayan juga harus mendapat program-program untuk kesejahteraan ekonomi sehingga mampu memenuhi kebutuhannya.
“Sedangkan pengembangan budidaya perikanan, perlu diperhatikan penataan ruang dan kualitas lingkungan. Dari sisi produksi seperti hatchery (budidaya produksi benih ikan), pakan dan teknologi, kebijakan, serta manajemen pasca panen juga harus diperhatikan,” tegas Dr Fredinan.
ADVERTISEMENT
Dr Fredinan mengungkap, beberapa kawasan budidaya ikan masih rawan terhadap gangguan limbah dan penurunan kualitas lingkungan perairan. Oleh karena itu, ia memandang perlu dibuat peraturan undang-undang yang tidak melihat dari kacamata sektoral.
“Perumusan kebijakan harus terintegrasi dan diperlukan sistem kontrol yang merangkul semua kepentingan yang mengedepankan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan perairan,” katanya.
Menurutnya, peraturan yang ada di darat maupun di laut hendaknya disinergikan dan terintegrasi terhadap pentingnya mempertahankan keberadaan sumberdaya perikanan. Dengan demikian akan tercipta keberlanjutan pembangunan perikanan dan kelautan yang merupakan satu sistem yang memiliki konektivitas antara keberlanjutan sumberdaya, keberlanjutan pemanfaatan, dan keberlanjutan ekonomi. (*/RA)