Pakar IPB University: Ultrasonografi Bisa Mendeteksi Kehamilan Anabul

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2021 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar IPB University: Ultrasonografi Bisa Mendeteksi Kehamilan Anabul
zoom-in-whitePerbesar
Pakar IPB University: Ultrasonografi Bisa Mendeteksi Kehamilan Anabul
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi ini, merawat hewan peliharaan dapat memberikan banyak manfaat. Selain mengurangi stres, memelihara hewan domestik dapat memberikan kebahagiaan untuk orang tersebut. Anak bulu atau disingkat anabul merupakan sebutan untuk hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, sebab keduanya mempunyai bulu mulai dari tipis hingga lebat.
ADVERTISEMENT
“Setiap minggu terlihat perubahan fisik anabul kucing saat bunting. Berbagai tahap pemeriksaan kehamilan anabul di antaranya melihat, meraba, mendengar, dan menguji. Cucu anabul bisa diraba saat kehamilan mencapai 3-4 minggu,” ucap dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, Dr drh Mokhamad Fakhrul Ulum pada webinar yang diselenggarakan Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) IPB University (21/08).
Ia menjelaskan bahwa kebuntingan pada anabul ditandai dengan adanya kantung seperti bulatan hitam. Ultrasonografi (USG) pada anabul bisa mendiagnosa kebuntingan. Anabul yang bunting bisa dilakukan USG ketika kehamilan berumur dua minggu. USG tidak bisa sekali sehingga diperlukan kontrol beberapa minggu.
Tidak seperti manusia, kehamilan anabul bisa terdeteksi dengan rapid test.
Menurutnya rapid test sensitivitasnya berkurang setelah melewati lima hari. Ia menyarankan agar anabul dilakukan rapid test pada umur kehamilan 25-30 hari.
ADVERTISEMENT
“Manusia dan hewan berbeda, sehingga alat untuk mendeteksi kehamilan tentu saja berbeda. Selain kucing, USG juga bisa mendeteksi kehamilan kelinci. Perbedaannya terletak pada sifat dan spesies kedua hewan tersebut,” terangnya.
Ia juga mengatakan bahwa apabila ada cucu anabul yang mati, maka diperlukan intervensi dan persiapan khusus dari dokter hewan.
“Kita harus memperhatikan perubahan fisik anabul sejak mulai bunting. Kalau anabulnya jarang dipegang maka kehamilannya tidak terdeteksi. Saya sarankan pemilik anabul bisa mengintip jumlah bayi anabul yang hidup,” tutupnya. (Ghinaa/Zul)