Pakar Pemuliaan Tanaman IPB University Usulkan Kacang Tunggak Pengganti Kedelai

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
12 Januari 2021 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar Pemuliaan Tanaman IPB University Usulkan Kacang Tunggak Pengganti Kedelai untuk Tempe
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Pemuliaan Tanaman IPB University Usulkan Kacang Tunggak Pengganti Kedelai untuk Tempe
ADVERTISEMENT
Prof Dr Muhamad Syukur, Guru Besar IPB University menjelaskan mengenai tempe dari kacang tunggak. Kacang tunggak diduga berasal Afrika dan Asia sehingga mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan Indonesia, khususnya lahan marginal. Produktivitas biji kacang tunggak dapat mencapai 3-4 ton/hektar. Kandungan protein kacang tunggak cukup tinggi yaitu sekitar 24 persen. Saat ini sudah ada varietas kacang tunggak yang warna bijinya putih dan ukuran bijinya cukup besar sehingga mirip dengan kedelai.
ADVERTISEMENT
"Secara keseluruhan proses pembuatan tempe dengan kacang tunggak sama dengan kedelai. Perbedaannya terletak pada pemecahan biji, lama perendaman biji, lama pencucian, lama pemanasan, peragian dan suhu fermentasi. Hal ini karena bentuk kacang tunggak agak lonjong, kandungan karbohidratnya lebih tinggi daripada kedelai," ujar dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian ini.
Prof Syukur menambahkan kacang tunggak dapat diolah menjadi tempe tanpa harus disubstitusi dengan kedelai. Hal ini tentu menjadi berita menggembirakan karena dapat mengurangi ketergantungan pada kedelai terutama pada saat harga kedelai melambung yang membuat konsumen maupun produsen terpuruk usahanya. Kacang tunggak selain dapat digunakan untuk pembuatan tempe, dapat juga digunakan untuk bahan pembuatan bubur, camilan goreng, bahan pembuat sayur kerecek (Sunda) dan polong muda serta daun mudanya dapat digunakan sebagai sayur atau lalapan.
ADVERTISEMENT
"Salah satu masalah dalam penyediaan bahan baku kedelai adalah ketergantungan pada impor. Lidah masyarakat kita sangat dimanjakan dengan tempe dari kedelai impor tersebut. Oleh karena itu perlu edukasi kepada masyarakat agar juga dapat menyukai tempe kacang tunggak. Mungkin saja untuk tahap awal dilakukan pencampuran bahan baku antara kedelai dan kacang tunggak, agar kualitas tempe tidak terlalu jauh berbeda dengan tempe kedelai. Selain itu, tentu bahan baku kacang tunggak harus dapat disediakan secara massal dengan harga relatif murah. Teknologi budidaya kacang tunggak yang dapat meningkatkan produktivitas namun dengan biaya tidak terlalu tinggi sangat diperlukan. Teknologi tersebut di antaranya adalah penyediaan varietas unggul, pengolahan lahan, pemupukan, pengaturan jarak tanam, pemeliharaan, panen dan pasca panen," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Harapannya ke depan adalah bagaimana dua pelaku usaha utama yang terlibat yaitu penyedia bahan baku dan pembuat tempe. Penyedia bahan baku diharapkan dapat menyediakan kacang tunggak sesuai permintaan dengan harga bersaing. Pelaku pembuat tempe dapat mencoba kacang tunggak sebagai bahan baku pembuat tempe. Diawali dengan pencampuran kacang tunggak dengan kedelai, lalu tempenya diperkenalkan kepada masyarakat. “Mudah-mudahan suatu saat nanti bisa menggunakan 100 persen kacang tunggak untuk produksi tempe,” imbuhnya. (Awl/Zul)
Kata kunci: IPB University, Prof M Syukur, Kacang Tunggak, Pengganti Kedelai untuk Tempe, Departemen AGH IPB, dosen IPB
Kategori SDGs: SDGs-9, SDGs-15