Peneliti IPB Ikuti Pelatihan Asuransi Pertanian di Jepang

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
20 Mei 2019 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
IPB Pelatihan dengan Jepang
Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) mengikuti Pelatihan Asuransi Pertanian bertajuk “Spatial Data Utilization on Agricultural Insurance” di Chiba University, Jepang pada 8-17 Mei 2019. Para peneliti tersebut antara lain La Ode Syamsul Iman (Asisten Peneliti Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan), Nina Widiana Darojati (Departemen ITSL) dan Dr. Yudi Setiawan (Asisten Pengajar Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan).
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini digelar oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai undangan pada beberapa mitra kerjasamanya di Indonesia.
JICA mengundang para mitra kerjasamanya untuk mengikuti program training project pengembangan dan implementasi proses penilaian kerusakan baru pada asuransi pertanian, sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim untuk keamanan pangan.
Proyek ini fokus pada asuransi pertanian untuk tanaman padi, yang akan dilakukan proses penilaian kerusakan sebagai adaptasi terhadap perubahan iklim dan bencana alam untuk ketahanan pangan.
Salah satu delegasi IPB, La Ode Syamsul Iman, mengatakan, program penggunaan spasial pada asuransi pertanian bertujuan untuk mempelajari dan memahami program tersebut melalui analisis data, identifikasi dan analisis metode. “Konsep dasar proyek dan training ini bertujuan untuk belajar dan memahami setidaknya mengikuti melalui analisis data. Identifikasi tahap tanam untuk tanaman padi, metode analisis penilaian kerusakan akibat banjir, metode analisis penilaian kerusakan akibat kekeringan, " tandasnya.
ADVERTISEMENT
Asuransi pertanian diharapkan memainkan peran penting dalam menstabilkan produksi pertanian melalui kompensasi kerugian yang disebabkan oleh perubahan iklim dan juga dapat memberikan kontribusi stabilitas dalam ketahanan pangan sebagai salah satu dari empat pilar yang ditentukan oleh Food Agriculture of Organization (FAO), Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah meluncurkan beberapa proyek percontohan asuransi pertanian untuk meminimalkan risiko kegagalan produksi terutama pertanian padi. Indonesia saat ini berada di tengah upaya untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya yang berfokus pada beras. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai swasembada beras.
Kunci dalam asuransi pertanian adalah penilaian kerusakan yang harus tepat, cepat, kuantitatif, dan semurah mungkin. Sebagai pendekatan untuk memenuhi persyaratan tersebut, pengenalan teknologi inovatif termasuk teknologi penginderaan jauh ke dalam prosedur asuransi diharapkan untuk mencoba dengan proritas tinggi. (ridho/ris)
ADVERTISEMENT