Peneliti IPB Paparkan Studi Optimasi Pencarian Formulasi Jamu Bisa Lebih Cepat

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2022 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Peneliti IPB University Paparkan Studi Optimasi Pencarian Formulasi Jamu Bisa Lebih Cepat dan Akurat
zoom-in-whitePerbesar
Tim Peneliti IPB University Paparkan Studi Optimasi Pencarian Formulasi Jamu Bisa Lebih Cepat dan Akurat
ADVERTISEMENT
Biodiversitas Indonesia masih memiliki gap dengan jumlah penggunaannya sebagai farmakologi. Padahal, sekitar 80 persen tanaman obat dunia berada di Indonesia. Sampai tahun 2020, Indonesia hanya dapat menghasilkan 24 fitofarmakologi dan 62 produk obat herbal yang terstandarisasi.
ADVERTISEMENT
Dr Wisnu Ananta Kusuma, Peneliti Pusat Biofarmaka Tropika Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University mengungkapkan bahwa kini terdapat teknologi pencarian formulasi jamu yang lebih cepat dan akurat. Metode ini adalah Bi-partite Graph Search, yang dapat mengoptimalkan pencarian formulasi jamu untuk penyakit Diabetes Melitus Tipe-2. Riset studi ini bahkan telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Pharmacology bulan Juli 2022.
Menurutnya, pendekatan bioinformatika dengan omics dan network pharmacology ini mampu menemukan senyawa herbal atau formulasi jamu yang paling tepat. Pendekatan dengan teknologi sebelumnya diterapkan juga pada penemuan pengobatan dan penggalian informasi COVID-19. Namun demikian, beberapa pencarian obat atau jamunya masih menghasilkan data yang saling overlap.
Implikasinya, obat yang dikembangkan tidak bersifat presisi atau kurang akurat.
ADVERTISEMENT
“Untuk mengatasi hal ini, metode Bipartite graph search optimization dengan algoritma branch and bound dipilih untuk memprediksi formula jamu karena dapat mengurangi waktu komputasi. Metode ini dapat menganalisis interaksi senyawa dan protein dengan penyakit secara lebih akurat,” katanya dalam 13th International Symposium on Computational Science (ISCS) in Conjunction with Asia Computational Material Design (A-CMD) Workshop yang digelar oleh Institut Teknologi Bandung, 1-5/8.
Studi yang dilakukannya bersama tim peneliti IPB University menemukan bahwa strategi pencarian yang terbaik adalah dengan menggunakan Breadth First Search dan Depth First Search. Metode ini digunakan dalam pencarian formulasi jamu potensial untuk penyakit diabetes mellitus tipe dua. Adapun formulasi jamu yang ditemukan terbuat dari ginseng, jeruk pahit (Citrus aurantium), akar manis tiongkok (Glycyrrhiza uralensis) dan mangga (Mangifera indica).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, lanjutnya, komposisi jamu ini masih membutuhkan validasi eksperimental yang sayangnya masih belum dapat dilakukan. Sebagai tambahan, jeruk pahit dan mangga merupakan tanaman yang paling dominan untuk formulasi jamu ini.
“Pendekatan ini dinilai dapat menjadi alternatif untuk menemukan formulasi jamu secara lebih akurat,” ujarnya. (MW/Zul)