Peneliti IPB University Kembangkan Herbal Mineral Blok untuk Mengatasi PMK

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
30 Juni 2022 9:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peneliti IPB University Kembangkan Herbal Mineral Blok untuk Mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti IPB University Kembangkan Herbal Mineral Blok untuk Mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Inovasi menarik dan solutif untu mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ditemukan peneliti IPB University. Inovasi bernama Herbal Mineral Blok (HMB) ini ditemukan oleh para peneliti dari departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi pakan, Fakultas Peternakan. Mereka adalah Dr Suryahadi, Dr Sri Suharti dan Prof Dewi Apri Astuti. Bahan herbal yang telah dicoba untuk dicampurkan dalam pakan antara lain kunyit, jahe, dan lerak. Bahan herbal tersebut digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mineral sekaligus untuk meningkatkan imunitas. Penelitian ini telah dimulai sejak tahun 2008.
ADVERTISEMENT
Rektor IPB University, Prof Arif Satria ketika meluncurkan produk Herbal Mineral Blok, 29/6 di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat mengatakan, inovasi tersebut sangat penting mengingat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Ia mengklaim, inovasi Herbal Mineral Blok dapat membantu meningkatkan imunitas ternak terutama ruminansia.
“Inovasi ini sangat berguna dalam meningkatkan imunitas ternak, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas daging ternak sapi maupun kambing,” kata Prof Arif Satria. Dengan inovasi tersebut, katanya, merupakan bentuk kontribusi nyata IPB University dalam mengatasi permasalahan di masyarakat. Ia berharap, inovasi HMB dapat dinikmati oleh masyarakat terutama peternak sapi maupun kambing.
Prof Dewi Apri Astuti, Anggota Tim Peneliti HMB IPB University mengatakan, “Pada masa merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini, kami dari pasukan bidang peternakan mencoba mengantisipasi dalam bentuk usaha preventif/pencegahan dengan pemberian pakan yang dapat meningkatkan imunitas ternak. Lebih lanjut ia katakana bahwa pola pemeliharaan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba pada peternakan rakyat yang masih mengandalkan rumput sebagai pakan utama, sering menyebabkan ternak kekurangan nutrien. Kekurangan nutrien tersebut seperti energi, protein dan mineral.
ADVERTISEMENT
“Mineral merupakan unsur nutrien yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis ternak. Mineral dibutuhkan bagi ternak yang sedang tumbuh dan untuk pembaharuan sel-sel yang berlangsung terus-menerus, serta untuk keperluan berproduksi. Apabila ternak kekurangan mineral, dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis yang disebut defisiensi mineral, “ jelasnya.
Defisiensi mineral yang terjadi pada ternak, sebutnya, ditandai dengan ciri-ciri seperti pertumbuhan ternak menjadi terhambat, konsumsi ransum menjadi menurun, osteoporosis (tulang keropos menyebabkan kelumpuhan), nafsu makan menurun, hewan mengunyah kayu, tulang, dan batu, serta pertumbuhan bulu kasar.
Dr Sri Suharti, anggota Tim Peneliti lainnya turut menambahkan, salah satu pencegahan defisiensi mineral adalah dengan pemberian mineral blok. Menurutnya, mineral Blok Herbal mengandung mineral baik makro maupun mikro serta bahan herbal. “Bahan herbal tersebut seperti kunyit, temulawak dan bahan anti cacingan. Bahan lain yang ditambahkan antara lain pollard/dedak sebagai sumber energy, maggot/BSF (black soldier fly) sebagai sumber protein, molasses sebagai sumber energi dan meningkatkan palatabilitas, garam serta kapur sebagai pengikat sekaligus sumber kalsium. Bahan-bahan tersebut dipres sehingga berbentuk padat yang berfungsi sebagai suplemen pakan untuk menjaga kesehatan ternak dan performa ternak meningkat, “ jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dikatakannya, pemberian Herbal Mineral Blok untuk dikonsumsi ternak dan diberikan dengan cara digantung di kandang sejajar dengan kepala sapi dan diusahakan agar dapat dijilati atau dijangkau oleh ternak. “Saat sapi menjilat menjilat, sapi akan mengeluarkan air liur yang efektif sebagai buffer untuk menstabilkan pH rumen. Pada ternak ruminansia, pasokan nutrien lebih banyak bergantung pada mikroba rumen dan produk fermentasinya, “ jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, bahan-bahan yang terdapat pada suplemen blok dapat dijadikan tambahan nutrien dan mineral sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi. “Dalam produk Mineral Herbal Blok ini juga ada tambahan herbal berupa kunyit yang berfungsi sebagai antibakteri patogen alami, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan, “ tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, pemberian HMB berbahan baku herbal kunyit yang dilengkapi dengan protein asal tepung black soldier fly (BSF) serta mineral Ca, P, Zn, Cr dan Se dapat meningkatkan imunitas. Produk dikemas dalam bentuk pakan blok dengan berat 2,5 sampai 3,0 kilogram per blok. Blok tersebut diberikan pada ternak sapi untuk dijilat sampai habis yang memakan waktu sekitar satu bulan. Ia berharap dengan pemberian HMB dan pakan utama berupa konsentrat dan hijauan yang kaya vitamin A dan C dapat meningkatkan imunitas ternak sehingga terhindar dari serangan virus PMK.
Inovasi ini dilandasi ide dimana pada awal tahun 1980-an, peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengembangkan produk mineral blok yang isinya berupa mineral dalam konsentrasi tinggi. Mineral blok ini dibuat dalam bentuk kemasan pakan padatan (cetakan press). Pakan padatan tersebut mengandung bahan sumber protein, karbohidrat dan mineral yang disalut dengan molases. Molases merupakan semen agar keras dan ditujukan untuk ternak yang mengalami defisiensi mineral makro dan mikro.
ADVERTISEMENT
“Pakan blok ini dapat diformulasikan sesuai kebutuhan, contoh kasus defisiensi Yod, Fe, Mg, Zn ataupun dengan mencampurkan herbal untuk meningkatkan ketahanan tubuh. Herbal Mineral Blok merupakan campuran herbal dan mineral fungsional yang dibuat dalam bentuk pakan padatan (blok/pres), “ jelasnya. (*)