Pentingnya Perencanaan Sistem Plambing dalam Penyediaan Air Bersih & Air Limbah

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
30 November 2020 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB University Bahas Pentingnya Perencanaan Sistem Plambing dalam Penyediaan Air Bersih dan Air Limbah
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB University Bahas Pentingnya Perencanaan Sistem Plambing dalam Penyediaan Air Bersih dan Air Limbah
ADVERTISEMENT
IPB University berkolaborasi dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Glodon Indonesia dan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) menggelar webinar daring bertajuk “Teknik Lingkungan dan Kontruksi Digital”, (26/11). Kegiatan tersebut digelar untuk membahas mengenai permasalahan kontruksi digital yang dapat masuk ke permasalahan teknik lingkungan seperti plambing. Hadir sebagai narasumber, Allen Kurniawan, ST, MT, dosen IPB University dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian membahas mengenai sistem plambing dalam penyediaan air bersih dan limbah.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks penyediaan air bersih, sistem plambing dinilai sangat esensial, terutama bagi konsumsi gedung. Ketersediaan air bersih dan peralatannya harus mencukupi kebutuhan harian. Penyaluran dan penampungan air limbah hasil penggunaan air bersih juga perlu diperhatikan. Bila dilihat dari jenis penggunaan gedung, peruntukan air bersih juga harus dibedakan. Hal tersebut perlu bagi prediksi jumlah debit air harian dan denah letak pipa di dalam gedung. Perkiraan jumlah penghuni juga penting bagi prediksi kebutuhan air bersih dan jumlah air limbah yang dihasilkan.
“Maka dari itu, perlu perencanaan dasar dan rencana pendahuluan dalam penentuan kapasitas sistem plambing diikuti dengan rencana anggaran proyek amat penting. Perencanaan sistem plambing sendiri dinilai sederhana bila memperhatikan peruntukan air bagi gedung dan rencana distribusi airnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga memperingatkan bahwa dalam sistem plambing harus memisahkan aliran air bagi peruntukan yang berbeda. Selain itu, ketahanan pipa juga harus diperhatikan dalam beberapa tahun pemakaian untuk mencegah korosi dan kerusakan lainnya.
Sistem plambing sendiri terbagi atas empat jenis yakni sistem sambungan langsung, sistem tangki atap, sistem tangki tekan dan sistem tanpa tangki. Sistem tersebut dapat pula dimodifikasi misalnya modifikasi tangki tekan untuk penggunaan sumur rumahan. Dalam menentukan sistem plambing, perkiraan debit harian maksimum dan rata-rata di daerah pelayanan harus dihitung. Hal tersebut disebabkan karena terdapat stándar-stándar yang berlaku bagi peruntukan yang berbeda. Dimana di dalamnya terdapat pula ketentuan yang bervariasi bila terdapat klasifikasi gedung.
Dengan menggunakan tabel peruntukan, selain dapat dijadikan acuan bagi dimensi pipa air bersih, dapat pula digunakan dalam menentukan jumlah alat plambing yang diperlukan. Selain itu, pemakaian air juga dapat diprediksi untuk menghindari penggunaan air bersih yang berlebihan. Pemasangan tangki di dalam atau luar ruangan sebagai reservoir juga perlu diperhatikan. Layout pondasi, kemiringan tangki dan kedudukannya di bawah tanah perlu direncanakan karena terdapat inspeksi secara berkala.
ADVERTISEMENT
Selain tangki air, sistem pengaliran air baik ke atas maupun ke bawah bagi setiap lantai gedung juga patut diperhatikan. Kemiringan pipa datar dalam satu lantai harus bernilai 1/300 untuk menghindari aliran balik. Pemasangan katup-katup sorong untuk pemisah pipa cabang dan pipa-pipa lain juga penting. Dalam penaksiran laju aliran, harus berbasis pada jumlah pemakai, jenis dan jumlah alat plambing, dan unit beban alat plambing.
Bagi sistem penyaluran dan penampungan air limbah, aliran air limbah yang terkoneksi dengan penampungannya dapat dibangun dengan sistem komunal maupun individu. Sistem tersebut bergantung pada rencana kawasan yang dibangun. Jenis air limbah seperti air kotor, air bekas cucian, hingga air buangan feses perlu dipisahkan pembuangannya. Cara pembuangannya dapat dilakukan secara langsung maupun tak langsung. Cara pengalirannya pun bervariasi, misalnya dapat berdasarkan sistem gravitasi dengan pompa.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, saat ini sistem penggambaran perpipaan itu membutuhkan adanya semacam program ataupun juga software yang memfasilitasi (sistem) ini menjadi lebih mudah untuk kita tinjau dan lihat perencanaannya,” jelasnya.
Ia menyebutkan bila sistem perpipaan air limbah juga harus dilengkapi dengan lubang-lubang pembersih seperti main hole yang berfungsi untuk pemeriksaan sumbatan ataupun kerusakan. Lubang utama tersebut berdiameter sekitar 100 milimeter dan tidak boleh melebihi 15 sentimeter.
"Pendistribusian air limbah saat ini masih menjadi masalah utama, karena di Indonesia belum terdapat sistem yang menghubungkan air limbah menuju sistem instalasi pengolahan air limbah. Sehingga, pengelola gedung dan pemilik rumah terkadang memerlukan jasa penyedotan air limbah kloset dengan pompa penguras, " jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, menurutnya pipa air limbah juga harus dilengkapi dengan pipa fan yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Pipa tersebut diperlukan agar aliran air limbah dalam pipa tidak terhambat dan menjaga tekanan dalam pipa. Hal tersebut juga dikarenakan terdapat kondisi anaerobik di dalam pipa sehingga gas dari feses mudah dihasilkan. (MW/Zul)
Keyword: teknik lingkungan, konstruksi digital, sistem plambing, sistem pembuangan air limbah, sistem penyediaan air bersih, dosen IPB
Kategori SDGs: SDGs-8