Perkembangan Teknologi Demi Meningkatkan Angka Ekspor Produk Indonesia

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
1 Desember 2021 15:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perkembangan Teknologi Karantina Demi Meningkatkan Angka Ekspor Produk Hortikultura Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Perkembangan Teknologi Karantina Demi Meningkatkan Angka Ekspor Produk Hortikultura Indonesia
ADVERTISEMENT
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) Fakultas Teknologi Pertanian IPB University menggelar webinar peran teknologi karantina dalam meningkatkan ekspor produk hortikultura, (27/11). Kegiatan ini juga terkait dengan mata kuliah Teknologi Karantina pada program studi Teknologi Pascapanen Sekolah Pascasarjana IPB University.
ADVERTISEMENT
Dr A M Adnan, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pertanian mengatakan pihaknya telah berupaya mengajak stakeholder agribisnis dalam gerakan bersama untuk meningkatkan ekspor produk pertanian sebanyak tiga kali lipat secara terstruktur. Ia mengatakan, gerakan tiga kali ekspor (GraTiEks) merupakan ajakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo serta menjadi kebijakan dan program Kementerian Pertanian tahun 2020-2024.
“Kondisi global saat ini yang berkaitan dengan isu keamanan pangan menyebabkan ekspor produk hortikultura menjadi lebih ketat, termasuk persayaratannya,” kata Adnan.
Ia menyebut, persyaratannya yakni harus bebas dari hama penyakit dan kualitasnya terjaga. Tidak hanya itu, ketentuan fitosanitari setiap negara tujuan ekspor berbeda-beda sehingga negara pengekspor harus memenuhi persyaratan negara tujuan.
ADVERTISEMENT
“Terobosan operasional Barantan dalam pencapaian program GraTIEks salah satunya in line inspection. Jadi kami akan mengunjungi pengekspor untuk melakukan inspeksi dengan catatan terdapat fasilitas karantina tumbuha,” tambah Adnan.
Sementara itu, Dr Rokhani Hasbullah, dosen IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian menyampaikan salah satu hama penghambat ekspor produk hortikultura adalah lalat buah. Ia menyebut, produk hortikultura merupakan inang bagi lalat buah dan kemunculan hama ini tinggi pada musim panen. Setelah dipanen, katanya, buah-buahan berpotensi terinfestasi telur lalat buah. Bahkan, beberapa negara menaruh perhatian serius untuk menekan dan mengeradikasi hama ini.
“Sebenarnya, di lapangan atau on farm kita bisa mengatasi serangan lalat buah ini, namun karena penyebarannya cukup meluas dan lalat bisa terbang sejauh tiga kilometer, nampaknya usaha apapun yang kita lakukan jika tidak dilakukan secara menyeluruh akan sia-sia,” katanya
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University itu menjelaskan, salah satu teknologi karantina untuk mengeradikasi telur atau larva pada buah pasca panen adalah perlakuan dengan suhu tinggi. Teknologi Vapor Heat Treatment (VHT) merupakan salah satu teknologi yang cocok diaplikasikan pada buah-buah tropis Indonesia.
Targetnya yakni merujuk pada mortalitas lalat buah dan mutu buah. Sayangnya, teknologi ini belum tersedia secara komersial. Satu-satunya teknologi VHT yang tersedia secara komersial di Indonesia berada di PT Buah Angkasa. (MW)