PKSPL Inisiasi Kampung IPB University di Raja Ampat

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
29 Juni 2021 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PKSPL Inisiasi Kampung IPB University di Raja Ampat
zoom-in-whitePerbesar
PKSPL Inisiasi Kampung IPB University di Raja Ampat
ADVERTISEMENT
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bertolak ke Waisai, Kabupaten Raja Ampat untuk melakukan koordinasi lanjutan terkait keberlanjutan program rehabilitasi ekosistem pesisir berbasis masyarakat di Raja Ampat. Dalam pertemuan yang diadakan secara non formal di Waisai, (24/6), Tim PKSPL IPB University bertemu dengan Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pengelola kawasan konservasi perairan Raja Ampat, Syafri Tuharen dan perwakilan dari Dinas Perikanan Raja Ampat, Bun Rahawin.
ADVERTISEMENT
Dadan Mulyana selaku Ketua Tim Rehabilitasi Ekosistem Pesisir PKSPL IPB University menjelaskan bahwa pada Maret 2021 lalu, di Kampung Yensawai telah terbentuk Kelompok Pengelola Ekosistem Pesisir berbasis masyarakat. Ada Kelompok Mangrove dan Kelompok Andoi.
“Kelompok ini telah mendapatkan edukasi terkait rehabilitasi mangrove, lamun dan terumbu karang. Pada 15-21/6, masyarakat bersama PKSPL IPB University juga telah melakukan penanaman mangrove, lamun dan transplantasi terumbu karang,” ujarnya.
Mendengar paparan tersebut, Syafri Tuharen mengapresiasi kinerja PKSPL IPB University dalam mengawal amanah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas) terkait implementasi program Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) di Provinsi Papua Barat.
“Bahwa pasca penanaman perlu dipikirkan secara bersama terkait keberlanjutan program yang saat ini masih berjalan di Kampung Yensawai. Pertama, Kampung Yensawai dapat dijadikan sebagai langkah awal percontohan bagi kampung-kampung lain di Raja Ampat guna mengangkat potensi yang ada, khususnya wisata. Kedua, kegiatan wisata di Kampung Yensawai dapat mengajak wisatawan untuk merasakan bagaimana sensasi menanam mangrove, lamun dan transplantasi terumbu karang. Ketiga bisa dikembangkan kegiatan wisata berbasis rehabilitasi dengan melakukan edukasi baik di masyarakat, anak sekolah dan wisatawan,” usulnya.
ADVERTISEMENT
Bun Rahawin selaku perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat juga mengusulkan agar IPB University dapat selalu hadir di Raja Ampat. Menurutnya, program yang saat ini masih berjalan dapat menjadi jembatan untuk menghadirkan IPB University.
“Jadi ke depan, Kampung Yensawai bisa dijadikan Kampung IPB University. Dimana IPB University hadir secara nyata melalui mahasiswanya guna melakukan kegiatan edukasi, pemberdayaan dan penelitian. Hal tersebut dapat terwujud jika adanya kolaborasi kuat dari setiap stakeholder mulai dari level kampung, pemerintah daerah, pusat dan perguruan tinggi sendiri dalam hal ini IPB University,” imbuhnya.
Menimpali usulan tersebut, Peneliti PKSPL IPB University sekaligus Wakil Ketua Tim Rehabilitasi, Muhammad Qustam menjelaskan bahwa konsep keberlanjutan sangat terlihat dari kegiatan rehabillitasi dan edukasi berbasis masyarakat. Ini diperkuat dengan kehadiran Kampung IPB University di Yensawai. Konsep Kampung IPB University ini sejalan dengan program nasional Mendikbudristek terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
ADVERTISEMENT
“Jadi nantinya mahasiswa tidak hanya belajar di bangku kuliah, namun bisa mengembangkan keilmuannya di lapangan. Mereka bisa mengikuti kegiatan seperti kuliah kerja nyata, praktik lapang, magang, penelitian dan pengabdian. Tentunya rencana ini harus dikawal bersama agar dapat terwujud dan bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Raja Ampat,” tuturnya.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Tim Rehabilitasi Ekosistem Pesisir PKSPL IPB University yang terdiri dari Dadan Mulyana, Muhammad Qustam Sahibuddin, Aditya Bramandito, Robba Fahrisy Darus, Mahmudin, Naufal, Alin Rahmah Yuliani, fasilitator lokal Nurdana Pratiwi serta Syafri Tuharen dan Bun Rahawin (Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat). (MQS/Zul)