PKSPL IPB Tanam Mangrove, Bersama Kelompok Ekosisten Pesisir Raja Ampat

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
28 Juni 2021 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PKSPL IPB University Tanam Mangrove, Lamun dan Transplantasi Karang Bersama Kelompok Pengelola Ekosisten Pesisir Kampung Yensawai, Raja Ampat
zoom-in-whitePerbesar
PKSPL IPB University Tanam Mangrove, Lamun dan Transplantasi Karang Bersama Kelompok Pengelola Ekosisten Pesisir Kampung Yensawai, Raja Ampat
ADVERTISEMENT
PKSPL IPB University Tanam Mangrove, Lamun dan Transplantasi Karang Bersama Kelompok Pengelola Ekosisten Pesisir Kampung Yensawai, Raja Ampat
ADVERTISEMENT
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bersama Kelompok Korbon (mangrove), Kelompok Andoi (lamun) dan Kelompok Pengelola Ekosistem Terumbu Karang Kampung Yensawai melakukan kegiatan implementasi penanaman mangrove, lamun dan transplantasi terumbu karang. Kegiatan ini dilakukan di Kampung Yensawai Barat dan Yensawai Timur Distrik Batanta Utara Kabupaten Raja Ampat.
Kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari program Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) Di Provinsi Papua Barat kerjasama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), PKSPL LPPM IPB University dan Coral Reef Rehabilitation Management Program-Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI).
ADVERTISEMENT
Implementasi penanaman mangrove, lamun dan transplantasi terumbu karang dilakukan pada 15-24/6. Tim PKSPL terdiri dari Dadan Mulyana, Muhammad Qustam Sahibuddin, Robba Fahrisy Darus, Aditya Bramandito, Mahmudin, Naufal, Alin Rahma Yuliani dan gasilitator lokal Nurdana Pratiwi.
Dadan Mulyana selaku Ketua Tim PKSPL menjelaskan, “Penanaman mangrove, lamun dan transplantasi terumbu karang ini merupakan bukti komitmen kuat PKSPL dalam mengawal program yang dipercayakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, ICCTF dan Coremap-CTI.”
Menurutnya, bibit mangrove yang ditanam merupakan hasil persemaian yang dilakukan oleh Kelompok Korbon dan merupakan satu-satunya kampung di Kabupaten Raja Ampat yang memiliki persemaian bibit mangrove berbasis masyarakat. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran PKSPL IPB University dalam mendampingi mereka.
Disamping itu juga, kegiatan penanaman lamun yang dilakukan oleh Kelompok Andoi merupakan yang pertama kali di Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan ini merupakan bentuk rehabilitasi ekosistem pesisir berbasis masyarakat. Dimana masyarakat merupakan aktor penting dalam mengawal dan menjaga ekosistem pesisir Kampung Yensawai agar tetap lestari. Diharapkan ke depannya Kampung Yensawai menjadi kampung percontohan dalam melakukan kegiatan rehabilitasi ekosistem pesisir berbasis masyarakat serta menjadi kampung sumber bibit mangrove untuk Kabupaten Raja Ampat,” jelas Muhammad Qustam Sahibuddin, salah satu peneliti di PKSPL IPB University.
Jumlah propagul mangrove yang dibibitkan sebanyak 10.000 dengan 6.180 bibit yang ditanam. Sedangkan lamun yang ditanam sebanyak 1.500 rumpun bibit dan transplantasi terumbu karang sebanyak 1.600 bibit.
Metode penanaman mangrove menggunakan tiga metode yaitu rumpun berpagar, rumpun berjarak dan korbon pancang. Metode korbon pancang merupakan metode kolaborasi kearifan lokal dengan pemikiran expert.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk lamun menggunakan metode sprig anchor, hessian bag, serta sprig unanchor. Untuk transplantasi terumbu karang menggunakan metode rangka ppc, rangka besi dan rock file.
Guna mendukung keberhasilan penanaman mangrove, lamun dan terumbu karang di Kampung Yensawai Barat dan Yensawai Timur ini, kelompok binaan PKSPL LPPM IPB University memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini untuk menjawab isu-isu yang beredar di kalangan masyarakat Kampung Yensawai Barat dan Yensawai Timur.
Dijelaskan oleh Koordinator Kelompok Pengelola Ekosistem Pesisir Kampung Yensawai, Konstantinus Saleo, "Kegiatan ini jangan dipikir tidak bermanfaat, tapi justru sangat bermanfaat sekali. Kita ketahui bersama dulu kita punya Pulau Urun untuk tempat rekreasi keluarga kita, namun sekarang Pulau Urun sudah tidak ada. Hanya tersisa pasir saja akibat abrasi. Begitu juga di kampung kita Yensawai Barat dan Timur, sudah banyak pinggir pantai yang abrasi, ada dekat kuburan, di dermaga dan di belakang kantor distrik (kecamatan). Jadi mari sama-sama kita bergandeng tangan untuk mengawal kegiatan ini (penanaman).”
ADVERTISEMENT
Isak Saleo, Ketua Kelompok Pengelola Ekosistem Terumbu Karang Kampung Yensawai menambahkan “Jangan kita selalu berpikir bahwa jika ada program yang masuk ke kampung kita itu ada uangnya. Tapi kita lihat dari ilmu yang mereka berikan. Ilmu yang kita dapat dari PKSPL IPB selama ini gratis, kita tidak bayar dan sangat bermanfaat. Saya berharap nantinya akan ada ahli-ahli mangrove, lamun dan terumbu karang dari kampung ini, sehingga bisa memberikan ilmunya ke masyarakat lain di Raja Ampat.” (MQS/Zul)