Pusat Studi Bencana IPB Paparkan Potensi Bencana di Depan Walikota Bogor

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
9 November 2018 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pusat Studi Bencana IPB Paparkan Potensi Bencana di Depan Walikota Bogor
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kejadian gempa Palu dan Lombok yang kemudian memicu munculnya isu Gunung Salak kembali aktif di Bogor turut mempengaruhi dinamika kehidupan masyarakat. Sebagai pihak yang peduli dengan kondisi Kota Bogor dimana terdapat Istana Bogor, Walikota Bogor, Dr. Bima Arya mengundang Pusat Studi Bencana Institut Pertanian Bogor (IPB), BMKG dan Badan Vulkanologi untuk memberikan paparan mengenai kondisi Gunung Salak saat ini.
ADVERTISEMENT
Pertemuan yang digagas dalam sebuah rapat kerja di Ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor (6/11) ini juga menghadirkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Desa (SKPD) dan kepala desa serta camat di Kota Bogor. Dari pertemuan ini diharapkan mulai tercipta kepedulian bersama dalam mempersiapkan Bogor yang tangguh bencana.
“Beberapa point penting yang disampaikan Walikota Bogor adalah agenda penting dalam penanggulangan bencana ke depan dan memperdalam kajian tentang potensi terbesar dan tersering bencana seperti banjir, angin dan longsor. Selanjutnya tetap merancang sebuah skenario besar dalam antisipasi bencana gunung dari Gunung Salak yang potesial berisiko. Namun hal lainnya yang perlu didorong adalah menjadikan Kota Bogor sebagai platform dunia sebagai kota yang berkontribusi dalam penjaga iklim global dengan keberadaan Kebun Raya Bogor,” ujar Kepala Pusat Studi Bencana IPB, Dr Yonvitner.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini turut hadir sejumlah pejabat dan staf Pusat Studi Bencana IPB diantaranya Dr. Perdinan, Dr. Syamsul Bahri Agus, Surya Genta Akmal, Nia Subhkania, dan Shabrina Dr. Yonvitner juga memaparkan tentang aktivitas pusat saat ini serta potensi bencana di Bogor.
“Beberapa potensi bencana yang rutin dan selalu hadir tiap tahun di Bogor adalah angin kencang, longsor dan tanah turun. Untuk itu perlu sebuah skema adaptasi yang memadai dalam kebencanaan ini,” ujarnya.
Selain itu, BMKG juga menyampaikan bahwa Bogor termasuk kawasan yang kondisi iklimnya sulit diprediksi. Paling banyak terjadi peningkatan curah hujan secara tiba-tiba dan kadang sering terjadi penurunan air juga secara tiba-tiba. Kondisi ini juga sangat erat kaitannya dengan keberadaan Kebun Raya Bogor yang berfungsi sebagai pengendali iklim.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Vulkanologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), secara umum kondisi Gunung Salak masih dalam keadaan normal, belum terlihat adanya peningkatan aktivitas. Namun segala sesuatu tetap harus diwaspadai, agar kita tetap dalam kondisi siaga. Selanjutnya perlu upaya memperkuat kelengkapan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar dapat bertindak cepat dan aktif dalam penanggulangan bencana.(**/Zul)