news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rektor IPB Paparkan Acara Kuliah Umum di Era Industri 4.0 dan Society 5.0

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
5 Mei 2021 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor IPB University Paparkan Inovasi Teknologi Informasi dan Kewirausahaan Universitas di Era Industri 4.0 dan Society 5.0
zoom-in-whitePerbesar
Rektor IPB University Paparkan Inovasi Teknologi Informasi dan Kewirausahaan Universitas di Era Industri 4.0 dan Society 5.0
ADVERTISEMENT
Prof Mahmud, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung sangat mengapresiasi kehadiran Prof Arif Satria, Rektor IPB University beserta jajarannya dalam acara Kuliah Umum tentang Inovasi Teknologi Informasi dan Kewirausahaan Universitas di Era Industri 4.0 dan Society 5.0 pada (3/5). Selain kuliah umum, kehadiran Rektor IPB University dan jajarannya di Bandung juga dalam rangka penandatanganan Nota Kesepahaman antara IPB University dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
ADVERTISEMENT
Acara yang berlangsung di Gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG), Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Rektor IPB University dengan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Prof Mahmud berharap kolaborasi dengan IPB University dapat mengembangkan sektor-sektor pertanian sekaligus melakukan moderasi dalam sektor agama dalam rangka peningkatan mutu mahasiswa. “Saya percaya ketika kita diasuh oleh IPB University pasti kita akan menjadi unversitas yang lebih baik lagi. Karena bagi kita IPB University bukan hanya universitas yang hebat, melainkan juga perguruan tinggi yang jauh lebih tua, jauh lebih berpengalaman,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof Arif Satria mengawali kuliah umumnya dengan memaparkan fakta dunia yang sedang menghadapi era disrupsi yang menuntut manusia untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia mengutip pernyataan Darwin bahwa mereka yang akan survive bukanlah yang terkuat dan terpintar semata, tetapi mereka yang responsif terhadap perubahan. “Oleh karenanya kemampuan kita dalam mencermati perubahan inilah yang menjadi kata kunci,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pada satu sisi memang benar bahwa era revolusi industri 4.0 dapat menyebabkan hilangnya 3500 pekerjaan, namun disrupsi tersebut pada akhirnya membangun 19.600 pekerjaan baru di lapangan dengan tuntutan kualifikasi-kualifikasi baru.
Prof Arif Satria optimis bahwa perubahan teknologi telah memberikan kesempatan yang lebih luas. Ia mencontohkan perubahan dunia kerja, dimana saat ini untuk memiliki perusahaan transportasi, tidak lagi harus memiliki banyak kendaraan. Begitu pun dalam berbisnis penginapan, kita tidak harus memiliki banyak bangunan secara fisik. Maka di dunia pendidikan untuk menghasilkan para lulusan yang terkualifikasi, tidak harus membangun sebuah universitas.
Di dalam pemaparannya, Prof Arif juga memberikan beberapa contoh inovasi IPB University dalam bidang pertanian dengan memanfaatkan sains data. Di antaranya adalah platform Ecosystem yang merupakan sistem pintar untuk untuk mendeteksi devegetasi lahan, Fire Risk System yang menyediakan informasi tingkat kerentanan dan prakiraan risiko kebakaran lahan dan hutan, Smart Seeds yang merupakan layanan informasi pemupukan dan irigasi untuk berbagai komoditas sayur, Smart Integrated Pest Management yang mampu mendeteksi penyakit tanaman secara cepat dengan menggunakan aplikasi smartphone, serta aplikasi hasil inovasi pertanian lainnya seperti Precipalm, Fastrex, aplikasi deteksi kematangan buah dan masih banyak aplikasi lainnya.
ADVERTISEMENT
“Saat ini sains data adalah kekuatan yang besar, sehingga di masa depan visi Indonesia tidak lagi hanya kedaulatan pangan atau energi tetapi juga kedaulatan data,” pungkas Prof Arif Satria. (SMH/Zul)