Rektor IPB University Bicara Digital Leader di Sekolah Pascasarjana Unnes

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
6 November 2023 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor IPB University Bicara Digital Leader di Sekolah Pascasarjana Unnes
zoom-in-whitePerbesar
Rektor IPB University Bicara Digital Leader di Sekolah Pascasarjana Unnes
ADVERTISEMENT
Di tengah era serba digital saat ini, seorang pemimpin dituntut tak sekadar memiliki kemampuan manajemen yang baik. Namun, ia juga perlu memahami literasi digital yang mumpuni. Terkait hal tersebut, Rektor IPB University, Prof Arif Satria berbagi mengenai digital leadership kepada mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes).
ADVERTISEMENT
“Di era digital ini menarik. Dalam digital leadership matrix, leader terbagi menjadi digital leader, expert leader, change leader dan conservative leader,” ungkap Prof Arif dalam acara kuliah umum di Sekolah Pascasarjana Unnes, Rabu (1/11).
"Apabila kita hanya mampu mentransformasi orang, tetapi kemampuan digitalisasi rendah, kita hanya menjadi change leader. Atau apabila kita ini pintar di dunia digital, tapi tidak bisa mentransformasi orang lain, kita hanya expert leader,” jelasnya,
Lebih lanjut Rektor menambahkan, ada juga yang tidak pintar digital dan tidak bisa mentransformasi. Maka hal itu disebut conservatif leader. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kemampuan digital yang tinggi, ditambah kemampuan transformasi manajemen yang juga baik, inilah yang disebut sebagai digital leader.
Selain itu, Prof Arif juga mengungkapkan empat leadership skills meliputi kemampuan kognitif, bisnis, negosiasi dan strategi. "Leader harus memiliki kemampuan kognitif, yaitu komunikasi yang baik. Ia juga harus tahu bagaimana sebuah proses manajemen berjalan. Selain itu, juga harus menguasai interpersonal skill berupa negosiasi dan strategic skill berupa visi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB University itu memaparkan, visi merupakan sebuah kekuatan baru. Manusia Indonesia dan Jepang secara fisik tidak jauh berbeda. Akan tetapi, kenapa Jepang lebih maju? Faktor pembeda keduanya adalah visi.
“Orang-orang Jepang mampu memproyeksikan apa yang dituju. Tiga hal yang membedakannya dengan yang lain adalah visi, strategi dan eksekusi,” ucap Prof Arif.
Prof Fathur Rakhman, Direktur Sekolah Pascasarjana Unnes mengatakan, kuliah umum dengan tema "Strategi Kepemimpinan Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia" ini digelar untuk memberikan inspirasi dan motivasi langsung kepada para mahasiswa. Ini dilakukan melalui pengalaman dan cerita langsung dari para narasumber yang merupakan tokoh terkemuka dalam bidang kepemimpinan di berbagai sektor.
"Selamat datang Prof Arif Satria dalam kuliah umum berseri ini. Acara ini khusus dipersembahkan untuk mahasiswa pascasarjana agar bisa mendapat ilmu dari para tokoh. Tema yang diangkat saat ini sangat relevan dengan perkembangan perguruan tinggi,” tuturnya. (dh/Rz)
ADVERTISEMENT