Rektor IPB University: Krisis Harus Jadi Momentum Lompatan Inovasi

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2020 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor IPB University: Krisis Harus Jadi Momentum Lompatan Inovasi
zoom-in-whitePerbesar
Rektor IPB University: Krisis Harus Jadi Momentum Lompatan Inovasi
ADVERTISEMENT
Prof Dr Arif Satria, Rektor IPB University sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), menyampaikan bahwa Pandemi COVID-19 adalah krisis yang harus lahirkan lompatan inovasi. “Kondisi semacam ini pernah terjadi dalam Perang Dunia Kedua dimana krisis telah melahirkan inovasi global berupa ditemukannya komputer,  mesin jet, dan radar”, tuturnya dalam Bincang Asik: Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, yang berlangsung secara virtual dan disiarkan langsung melalui saluran resmi Juru Bicara Presiden Republik Indonesia, M Fadjroel Rachman, (26/10).
ADVERTISEMENT
Peluncuran produk riset dan inovasi Konsorsium COVID-19 dapat dimaknai sebagai kebangkitan inovasi Indonesia. Diharapkan produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Tidak hanya selama pandemi tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang.
“Krisis penuh dengan ketidakpastian yang luar biasa sehingga flexibility dan kolaborasi adalah sebuah jawaban. Kolaborasi adalah modal untuk lompatan inovasi dan untuk lompatan inovasi  kita perlu memiliki growth mindset,” imbuhnya.
Menurutnya, dalam merespon perubahan seperti sekarang ini maka growth mindset adalah sesuatu yang sangat penting. Karena mindset harus tumbuh berkembang. "Zaman terus berubah. Tidak mungkin mindset kita tetap, statis dan tidak berubah. Kita akan gagal dan tertinggal oleh zaman jika mindset kita mindset yang fix. Sebaliknya jika itu growth mindset, kita akan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, " tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut ia mengurai, “Hingga hari ini, yang kita perlukan  untuk merespon perubahan, merespon ketidakpastian, merespon kecepatan yang begitu dahsyat, itu adalah growth mindset yang kuat. Tanpa growth mindset kita akan berat,” ujarnya. Prof Arif juga berpendapat jika Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia harus mengacu pada sosok pembelajar yang memiliki growth mindset, yang memiliki basis karakter yang kuat dan memiliki kebiasaan-kebiasaan berpikir yang baik.
Arif juga mamaparkan pergerakan Human Development Indeks (HDI) Indonesia per tahun 1990 hingga 2018. HDI Indonesia selalu naik di setiap tahunnya. Saat ini Indonesia berada di peringkat ke-111 dunia dari 189 negara yang mana survei tahun 2017 Indonesia masih diperingkat 116. Sementara jika disandingkan negara ASEAN lainnya Indonesia peringkat ke-6. Antara tahun 1990 hingga 2017, nilai HDI Indonesia naik 31,4 persen.
ADVERTISEMENT
“Kita harus optimis bahwa kita capable untuk mengubah diri kita sendiri. Jadi problem sekarang adalah problem dimana kita sadar bahwa kita harus berubah,” ujarnya. Prof Arif juga berpesan, "Mengkritik boleh tetapi tidak untuk melemahkan dan menyudutkan. Justru yang perlu dibangun adalah semangat saling membesarkan dan menginspirasi.  Negara yang besar adalah negara yang penuh dengan inspirasi. Karena  negara besar banyak menghasilkan inovasi-inovasi, dan inovasi adalah sumber inspirasi penting. (AMA/Zul)
Keywods: inovasi, growth mindset, satelit pendidikan, bantuan kuota internet,  Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, Arif Satria
Kategori SDGs: SDGs-4