Rektor Paparkan Agromaritim 4.0 di RRI Pro3

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 September 2020 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor Paparkan Agromaritim 4.0 di RRI Pro3
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Paparkan Agromaritim 4.0 di RRI Pro3
ADVERTISEMENT
Tahun ini IPB University merayakan Dies Natalis ke-57 dengan tema “Manusia Unggul dan Inovasi Agromaritim 4.0 untuk Indonesia Mandiri”. Agromaritim merupakan arah riset IPB University ke depan. Yakni konsep pertanian dan kemaritiman terintegrasi antara laut dan darat menggunakan teknologi presisi. Untuk itu yang dibutuhkan adalah para pelaku tangguh untuk mendorong sektor ini.
ADVERTISEMENT
IPB University tengah mendorong agar lulusannya menjadi seorang agile learner yang memiliki cara-cara berpikir growth mindset. Ini sangat dibutuhkan untuk era yang penuh ketidakpastian seperti saat ini,” ujar Rektor IPB University, Prof Arif Satria saat live pro 3 RRI via Zoom, (2/9).
Saat ini IPB University juga sudah melakukan program One Village One CEO. Yaitu program kerjasama antara petani, perguruan tinggi dan pemerintah daerah yang sudah dilakukan di 126 kabupaten dan kota di 26 provinsi. Tidak hanya itu, IPB University juga telah membangun Sekolah Peternakan Rakyat di 11 provinsi.
“Kami juga telah memiliki etalase bagaimana wujud dari gambaran pertanian modern. Yakni di Agribusiness Technology Park (ATP). Di ATP, melon diproduksi secara smart farming. Panennya nanti kita akan arahkan menggunakan robot, robot akan mendeteksi kematangan melon dan akan menggunting otomatis masuk ke keranjang. Selain itu kita memiliki smart green house dengan sistem yang sangat modern. Ketika sinar matahari semakin panas maka screen akan bergeser sendiri,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Melalui program-program tersebut IPB University ingin pemerintah terus memperkuat pertanian seperti di negara-negara maju (Amerika, New Zealand, negara negara di Eropa). Semua negara maju fokus ke pertanian. Pertanian diperkuat oleh pemerintahnya, sehingga negaranya pun maju.
"Saya berharap cara cara modern ini diaplikasikan diberbagai tempat di Indonesia,” tambahnya lagi.
Menanggapi paparan Rektor, Adi Susanto, pendengar dari Purwokerto menanyakan terkait digitalisasi petani. Menurutnya harus ada petugas penyuluh yang turun ke lapang agar teknologi digital turun ke masyarakat. Selain itu saat ini sering kali petani rugi karena masih terjadi sistem ijon.
Menurut Prof Arif, digitalisasi adalah suatu keniscayaan, sehingga penting bagi semua untuk cepat bertransformasi bersama mengarah ke pertanian modern. Petani memang perlu pendamping desa agar cepat bertransformasi mengarah ke pertanian modern. Untuk itulah ada program Satu Desa Satu CEO dari perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin bahwa petani saat ini sudah banyak yang memiliki smartphone. Yang perlu diperkuat adalah infrastruktur jaringan di desa. Terkait mengatasi sistem ijon yang menyebabkan petani sering rugi, saat ini telah ada inovasi IPB University terkait teknologi block chain. Dengan teknologi ini, petani akan tahu perkembangan hasil pertaniannya di hilir, sehingga akan memutus rantai pasok yang panjang, sehingga petani tidak merugi,” imbuhnya. (dh/Zul)
Keyword: pertanian presisi, Dies Natalis IPB University, agromaritim