Salah Satu Gejala Quarter Life Crisis, Terlalu Banyak Main Game dan Medsos

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
30 Juni 2020 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah Satu Gejala Quarter Life Crisis, Terlalu Banyak Main Game dan Medsos
zoom-in-whitePerbesar
Salah Satu Gejala Quarter Life Crisis, Terlalu Banyak Main Game dan Medsos
ADVERTISEMENT
Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (Himasper), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), IPB University gelar Aquarius (Aquatic Curious) bertemakan “Dealing With Quarter Life Crisis”, (21/6). Aquarius merupakan kegiatan Himasper dari Divisi Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa (PSDM) berupa diskusi secara online.
ADVERTISEMENT
Aquarius menghadirkan Anik Retnoriani, seorang psikolog klinis yang saat ini bekerja sebagai Psikolog Rumah Sakit Jiwa Lampung. Dalam paparannya, Anik mengatakan bahwa quarter life crisis mulai terjadi pada umur 20 tahunan. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin banyak hal-hal yang dipikirkan. Seperti masalah keuangan, pekerjaan, relasi bahkan keyakinan.
“Salah satu hal yang dapat dilakukan ketika mendapat gangguan kesehatan mental adalah dengan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Mahasiswa yang merelakan dirinya untuk oganisasi ada dampak baiknya dan ada hal buruknya. Mahasiswa bisa memanfaatkan masa-masa semester awal untuk mencicipi organisasi sehingga bisa bijak dalam menyikapi dan mampu bekerja sama sebelum terjun ke dunia kerja,” tutur Anik.
Menurutnya, quarter life crisis terjadi karena adanya kepanikan maupun tekanan, baik di bidang pekerjaan maupun keuangan sehingga mulai mempertanyakan hidupnya. Anik menambahkan tanda-tanda quarter life crisis, yaitu merasa hanya jalan di tepat dan tidak ada pergerakan, kurang adanya motivasi serta tidak bahagia dengan pencapaian yang didapatkan. Tekanan dari lingkungan sekitar juga dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda quarter life crisis ini.
ADVERTISEMENT
“Tekanan ini didapatkan dari orangtua, keluarga bahkan tetangga yang sering membandingkannya dengan orang lain. Tekanan bisa menyebabkan depresi. Terdapat hal-hal yang dapat memicu terjadinya quarter life crisis yaitu sering bermain medsos, bermain game hingga lupa waktu, sering mengeluh, dan menutup diri dari orang lain,” ujarnya.
Anik juga memaparkan kiat-kiat dalam menghadapi quarter life crisis yaitu kenali dan jangan memendam diri sendiri, berhenti membandingkan dengan orang lain, mulai membuat rencana hidup, mencari hobi baru dan mulai beraksi.
Seseorang yang sering berpindah pekerjaan belum tentu sedang mengalami krisis ini karena bisa saja alasannya karena perusahaan bangkrut atau bahkan jarak rumah ke kantor terlalu jauh. Melakukan sesuatu sesuai kemampuan lebih menyenangkan. Apabila seseorang terlalu over confidence sehingga terlalu yakin dan optimis tinggi terkadang membuat sesuatu yang ingin dicapai tidak realistis,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta agar selalu berpikir positif dalam menghadapi quarter life crisis yang disebabkan oleh diri sendiri dan lingkungan. Harapannya kegiatan ini dapat memberikan perngaruh kepada peserta untuk lebih mengenali diri sendiri dan selalu berfikir positif serta melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. (**/Zul)
Keyword: Quarter Life Crisis, Kesehatan Mental, Himasper, IPB University, FPIK