Satu dari Lima Mahasiswa IPB Penerima Beasiswa PMDSU Resmi Meraih Gelar Doktor

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
17 Juli 2020 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teliti Melioidosis, Satu dari Lima Mahasiswa IPB University Penerima Beasiswa PMDSU Resmi Meraih Gelar Doktor
zoom-in-whitePerbesar
Teliti Melioidosis, Satu dari Lima Mahasiswa IPB University Penerima Beasiswa PMDSU Resmi Meraih Gelar Doktor
ADVERTISEMENT
Melioidosis pada satwa primata dapat menimbulkan manifestasi pada berbagai sistem organ. Gejala yang muncul biasanya diawali dengan anoreksia, batuk, eksudat hidung dan gejala respirasi ringan, lalu dapat berlanjut menjadi radang paru-paru yang parah. Melioidosis merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi tapi masih sangat minim jumlah laporannya di Indonesia, terlebih pada dunia veteriner atau kesehatan hewan. Melioidosis disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomallei.
ADVERTISEMENT
Secara umum, temuan yang sering teramati pada kejadian melioidosis di satwa primata meliputi demam, pneumonia, abses pada kulit, abses pada hati, limfadenitis, leukositosis, dan paraplegia. Radang organ dalam biasanya disertai dengan pembentukan abses (nanah) multifokal.
Melioidosis merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia dan hewan. Radang paru-paru adalah lesio yang paling sering terjadi pada manusia. Selain saluran pernapasan, infeksi Burkholderia pseudomallei pada manusia dapat menyerang berbagai sistem organ lain seperti kulit, organ kemih dan kelamin, jaringan lunak, sistem saraf serta sistem tulang dan persendian. Angka kematian pada pasien melioidosis di Indonesia pun tinggi, mencapai 43 persen.
Pada sidang promosi untuk mencapai gelar Doktor di Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University, pada 14/7 Vincentius Arca Testamenti, paparkan hasil penelitiannya tentang surveilens, identifikasi dan pseudomallei pada satwa primata. Vincentius Arca Testamenti adalah peserta ke empat dari lima mahasiswa yang mengikuti jalur Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di Program Studi Primatologi SPs-IPB University.
ADVERTISEMENT
Kebaruan dan keunggulan disertasi Vincentius Arca Testamenti dapat ditinjau dan diringkas menjadi empat butir. Pertama adalah surveilans melioidosis berbasis serologi dan kultur yang pertama kali dilakukan pada hewan dan lingkungan di Indonesia. Burkholderia pseudomallei dapat memberikan gambaran awal tentang potensi tingkat penularan dan tingkat kematian di suatu fasilitas hewan, khususnya di wilayah endemik. Hal tersebut didukung dengan pengujian sampel lingkungan yang juga dilakukan pada penelitian ini.
"Kedua, karakterisasi respon imun yang pertama kali dilakukan terhadap Burkholderia pseudomallei yang dilakukan pada hewan di Indonesia. Gambaran umum tentang bagaimana satu individu hewan, dalam hal ini satwa primata, memberikan respon imun infeksi Burkholderia pseudomallei bisa didapatkan dengan mendeteksi antibodi terhadap berbagai antigen dari Burkholderia pseudomallei. Di penelitian ini ditemukan bahwa immunoglobulin G terhadap protein AhpC, Hcp1, dan OmpH memberikan gambaran yang mirip satu sama lain, namun lain halnya dengan imunoglobulin G terhadap Lipopolisakarida (LPS). Informasi tersebut kami susun untuk menentukan panel imunnoassay yang baik untuk digunakan di surveilans melioidosis di masa mendatang, terutama yang akan dilakukan pada hewan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Poin ketiga adalah karakterisasi molekuler Burkholderia pseudomallei berbasis multi-locus sequence typing pertama yang dilakukan pada isolat B. pseudomallei di Indonesia. Data molekuler yang didapatkan di penelitian ini berkontribusi langsung ke data epidemiologi molekuler secara global yang digunakan para peneliti untuk mencari informasi terkait beberapa hal. Yaitu keragaman genetik di suatu wilayah atau lingkungan endemik, hubungan antara genotipe dengan keparahan penyakit dan hubungan antara genotipe dengan suseptibilitas inang.
Dan keempat adalah kegiatan kerjasama di bidang melioidosis dengan beberapa institusi penelitian, penangkaran hewan, dan rehabilitasi hewan. Kegiatan kerjasama antar institusi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kapabilitas diagnostik dan pelaporan kasus melioidosis di Indonesia, baik itu oleh fasilitas kesehatan, institusi penelitian, maupun lembaga konservasi atau penangkaran dan rehabilitasi hewan.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan ini, dosen IPB University yang merupakan Ketua Komisi Pembimbing, Dr drh Joko Pamungkas, MSc menegaskan bahwa hasil penelitian tim-nya membuka wawasan dan pengetahuan tentang perlunya perhatian otoritas pemerintah secara lintas sektor, khususnya dari Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Kesehatan. Melioidosis yang merupakan penyakit zoonotic ini perlu mendapatkan perhatian ketiga kementerian tersebut dengan menggunakan pendekatan One Health. Suatu konsep “Satu Kesehatan” yang mengedepankan komunikasi, kerja sama, dan koordinasi lintas sektor, lintas profesi, lintas disiplin ilmu, dan lintas wilayah. (Awl/Zul)
Keyword: Melioidosis, Kedokteran Hewan, Sekolah Pasca Sarjana, IPB University, dosen IPB