SB IPB Hadirkan Pebisnis Muda Pertanian Masa Kini

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
24 April 2019 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
pebisnis muda masa kini dari jepang dan indonesia
Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB IPB) hadirkan Chief Executive Officer (CEO) Muda dengan bisnis masa kini dari Jepang dan Indonesia yang dikemas dalam acara CEO Talk, Entrepreneurial Development Forum, Future Business Model In Agriculture. Acara digelar di Sekolah Bisnis, Kampus IPB Gunung Gede, Bogor, (16/4).
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Alfi Irfan, CEO Agrisocio, yang melalui bisnisnya Ia mampu menghasilkan 72 produk dan menghimpun 95 kelompok tani dengan 1.800 hektar lahan pertanian. Sementara Megumi Kurimoto, Ceo Kuri Berry Farm, pengusaha strawberry dari Jepang, melalui lahan terbatas, mampu menghasilkan strawberry yang berkualitas dengan menggunakan teknologi. Megumi juga banyak melakukan kerjasama dengan pengusaha selai dan aneka produk turunan dari strawberry.
Megumi adalah lulusan perguruan tinggi yang terjun ke dunia pertanian. Menurutnya, pemerintah Jepang sangat mendorong generasi mudanya agar mau bergerak di bidang pertanian karena petani Jepang sudah berusia lanjut. Jepang betul-betul tidak mau menggantungkan kebutuhan pertanian kepada asing.
Sementara Andreas Senjaya, CEO iGrow merupakan sebuah platform yang bisa menghubungkan para petani, pemilik lahan dan orang-orang yang ingin berinvestasi di bisnis pertanian.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dekan Sekolah Bisnis IPB, Prof. Dr. Noer Azam Achsani menyampaikan bahwa kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2014. IPB merupakan salah satu perguruan tinggi yang mewakili Indonesia dalam kerjasama antara ASEAN MAFF dengan Jepang. Kerjasama ini melibatkan banyak perguruan tinggi dimana setiap satu negara diwakili satu perguruan tinggi.
“Di Indonesia yang mewakili adalah IPB. Kerjasama ini dalam rangka membangun mutual understanding yakni saling memahami antara Indonesia dan Jepang. Kedua negara saling belajar dengan memberikan kuliah dari orang Jepang ke Indonesia, juga sebaliknya,” ujarnya.
Dalam dua bulan ini Jepang akan kirimkan ahli-ahlinya ke Indonesia. Yang dipaparkan adalah semua aspek tentang pertanian di Jepang, mulai dari on farm, processing, marketing dan termasuk juga ekspor- impor.
ADVERTISEMENT
“Terbuka peluang untuk pertukaran dosen, praktisi, CEO dan mahasiswa dari Jepang ke Indonesia. Tahun depan. Jepang akan kirim 20 mahasiswanya untuk belajar di SB IPB,” ujarnya.
Dari hasil CEO Talk ini, Prof. Azzam menangkap adanya perbedaan persepsi antara masyarakat di Jepang dan di Indonesia. Menurutnya, warga Jepang menganggap bahwa produk lokal adalah produk terbaik karena fresh product. Beda halnya dengan warga Indonesia yang masih melihat bahwa produk impor adalah produk terbaik.
“Selain itu orang Jepang merasa heran, kenapa negara sebesar Indonesia ini masih impor. Kenapa kebutuhan domestik itu tidak mencukupi. Di Jepang itu panen padi setahun sekali. Namun hasilnya mencukupi. Juga terkait gula, kenapa harus impor padahal semua bisa jadi gula. Ada sesuatu yang harus dibenahi. Sehingga penting belajar dari mereka. Seperti halnya apa yang dilakukan Jepang, saya berpendapat pertanian strategis kita harus mengandalkan produksi dalam negeri. Melalui acara ini diharapkan ke depan akan bermunculan entrepreneur-entrepreneur muda pertanian dari Sekolah Bisnis IPB,” ucapnya. dh/Zul)
ADVERTISEMENT
Keyword: CEO Talk, SB IPB, Sekolah Bisnis, Jepang, Pertanian, Agrisocio, Alfi Irfan, iGrow