SCORES Episode 15, Restorasi Karang Sebagai Upaya Pemulihan Pariwisata di Bali

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
13 Mei 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
SCORES Episode 15 Bahas Restorasi Karang Sebagai Upaya Pemulihan Pariwisata di Bali
zoom-in-whitePerbesar
SCORES Episode 15 Bahas Restorasi Karang Sebagai Upaya Pemulihan Pariwisata di Bali
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 memberikan pukulan yang cukup keras terhadap seluruh sektor kehidupan selama dua tahun belakangan ini, salah satunya sektor pariwisata. Bali sebagai salah satu wilayah yang bertumpu pada sektor pariwisata, merasakan dampak yang sangat signifikan akibat pembatasan sosial sekala luas. Beranjak dari kondisi ini, Pascal Sebastian dari Indo Ocean Project mencoba menghidupkan kembali sektor pariwisata Bali melalui upaya restorasi terumbu karang.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Pascal, Nusa Penida merupakan salah satu wilayah di Bali yang baru saja mengembangkan sektor pariwisata. Sebelumnya, penduduk lokal mengandalkan komoditas rumput laut sebagai mata pencaharian utama dan telah beralih menjadi penggiat usaha pariwisata. Sayangnya, tidak lama kemudian, pandemi singgah di Bali. Rendahnya ketahanan ekonomi menyebabkan banyak usaha pariwisata yang bangkrut seperti gugurnya sebagian besar dive guide dan dive operator.
Pascal mencoba bangkit dari kondisi ini dengan membentuk kelompok restorasi terumbu karang “The CorAlliance.” Upaya ini sebagai alternatif untuk membangkitkan perekonomian di tengah pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan.
“Saya berpikir bagaimana menghasilkan uang dengan keahlian saya (karang dan kegiatan restorasi karang). Kemudian muncullah gagasan untuk mengupayakan kegiatan restorasi karang berbasis komunitas, dan akhirnya “The CorAlliance” terbentuk,” ungkap Pascal.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan bahwa usaha yang dirintisnya tidak hanya bertujuan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat dengan terciptanya lapangan pekerjaan, namun juga membantu pemulihan ekosistem terumbu karang dan mengedukasi masyarakat Nusa Penida mengenai terumbu karang.
“Masyarakat lokal seumur hidupnya tinggal di Nusa Penida, tetapi tidak memiliki pengetahuan dan tidak paham apa itu terumbu karang. Kami berupaya mengubah kultur tersebut dengan mengedukasi pentingnya terumbu karang untuk hidup mereka dan pentingnya untuk menjaga terumbu karang lebih lanjut,” tambah pelaku restorasi karang ini.
Pascal menerapkan beberapa metode selama menjalankan upaya restorasi seperti live rock dan floating rope. Floating rope merupakan teknik penanaman rumput laut dengan menggunakan patok kayu dan tali.
Semua metode yang dilakukan terbilang mudah, murah, dan mampu bertahan dalam air meski berasal dari bahan organik. Hingga April 2022, capaian yang telah diperoleh melalui upaya restorasi karang ini adalah sejumlah 10.046 koral telah ditanam dengan total luasan 300 meter persegi. Kegiatan ini telah berjalan selama 21 bulan dan berhasil menyerap sembilan pekerja pariwisata.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, selalu ada tantangan yang mengiringi kegiatan restorasi terumbu karang, tak terkecuali di Nusa Penida seperti arus laut yang kencang, kegiatan pemancingan masyarakat, ancaman sampah plastik, dan kompetisi dengan Cyanobacteria.
“Apapun metode yang cocok pasti selalu dikritik, kembali lagi metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Dan agar ke depannya kegiatan restorasi karang jangan hanya menjadi kegiatan seremonial,” tutup Pascal.
Sejalan dengan Pascal, Dondy Arafat selaku moderator juga menambahkan bahwa upaya restorasi terumbu karang juga memiliki nilai tersendiri di Indonesia. Tantangan tersebut dapat berasal dari komunitas masyarakat maupun kondisi medan untuk melaksanakan kegiatan restorasi.
“Metode yang diterapkan merupakan metode yang unik dan punya nilai tersendiri, dilihat dari sudut pandang lain. Kita akan lihat hasil kedepannya dan semoga keberhasilan selalu membersamai The CorAlliance,” ujar Dondy.
ADVERTISEMENT
Dr Syamsul, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University mengatakan, “Topik ini sangat menarik, dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Bagaimana kita memanfaatkan upaya restorasi karang sebagai sumber penghidupan alternatif.” (ARS/Ra)