Sekolah Akselerasi FPIK IPB Hadirkan Ketua Maritim Muda Indonesia

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
8 Mei 2019 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekolah akselerasi FPIK IPB
Sekolah Akselerasi merupakan program pengembangan sumberdaya mahasiswa yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB). Sekolah Akselerasi merupakan bagian dari Sekolah Pasca Kampus. Yakni salah satu program kerja yang dilaksanakan dengan tujuan membuka wawasan mahasiswa FPIK pada khususnya untuk mengetahui dunia kerja dan studi lanjutan di bidang perikanan dan ilmu kelautan.
ADVERTISEMENT
Dalam Sekolah Akselerasi ini, hadir Ketua Umum Maritim Muda Indonesia, Kaisar Akhir dan Rully Setya Purnama, pemilik Minapoli.
Dalam paparannya, Kaisar mendorong mahasiswa FPIK IPB untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Menurut penerima beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) di World Maritime University (WMU), Swedia ini, mahasiswa harus bisa menunjukkan jiwa sosial dan nasionalisme.
“Utamakan nasionalisme dan tekad untuk kembali dan mengabdikan ilmu untuk penyelesaian masalah di Indonesia, dan kuasai argumen terkait dengan negara tujuan. Selain itu, mulailah dengan niat dan cita-cita tinggi untuk melanjutkan studi di luar negeri. Syarat-syarat administrasi seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), skor IELTS/TOEFL, LoA conditional, dokumen pendukung harus dipenuhi,” ujarnya.
Sementara itu dalam paparannya, Rully mengatakan bahwa perikanan dan kelautan 4.0 adalah pengembangan industri perikanan dan kelautan berbasis sumberdaya manusia, teknologi digital yang terintegrasi dari hulu ke hilir, dan adanya keterlibatan transdisiplin ilmu sehingga tercipta model bisnis baru yang lebih produktif, efektif, efisien, serta berdampak secara ekonomi, sosial, maupun keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Yang menjadi masalah di bidang perikanan saat ini yaitu penguasaan softskill yang terbatas, kurang punya passion untuk bekerja, serta belum siap menjadi wirausaha. Bibit-bibit pengelola dunia perikanan harus fokus pada solusi, mempunyai cara berpikir yang berbeda, menghargai proses, serta menjaga kebersamaan. Bagi para lulusan yang masih segar, lebih baik untuk bekerja atau memulai perusahaan yang tidak besar, namun dapat berperan banyak sehingga dapat mengerti berbagai masalah perikanan yang sesungguhnya untuk kemudian mencari solusinya,” ujarnya. (AF/Zul)
Keyword: Sekolah Akselerasi, Perikanan, Maritim Muda Indonesia, beasiswa