Tantangan Kependudukan Indonesia : Laju Pertumbuhan, Stunting, LGBT

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
1 Maret 2019 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor IPB, Dr Arif Satria
zoom-in-whitePerbesar
Rektor IPB, Dr Arif Satria
ADVERTISEMENT
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai institusi yang menangani kependudukan dan keluarga berencana harus dapat menjawab tantangan untuk berkontribusi memanfaatkan era revolusi industri 4.0. Tantangan tersebut adalah laju pertumbuhan penduduk, stunting, pernikahan dini, Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), hingga penanganan kelompok lanjut usia.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. Drh. Muhammad Rizal Martua Damanik dalam Simposium Nasional “Tantangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pada Era Revolusi Industri 4.0 di Gedung BKKBN, Jakarta (26/2).
Menurut dosen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, untuk menjawab tantangan tersebut, BKKBN tidak bisa mengatasinya sendiri. Namun diperlukan penguatan sinergitas, komitmen dan kerjasama antara pemerintah pusat, perguruan tingggi, pemerintah daerah dan mitra kerja di seluruh tingkatan wilayah dalam upaya pencapaian sasaran strategis yang disusun dalam RPJMN 2015 – 2019.
“Targetnya adalah penurunan angka kelahiran, peningkatan kesertaan ber-KB metode modern, penurunan tingkat putus pakai kontrasepsi, peningkatan pemahaman masyarakat tentang isu kependudukan, serta menurunnya Keluarga Pra-Sejahtera,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini Rektor IPB, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa di era revolusi industri 4.0, masyarakat sudah mencapai tahap smart society. Cirinya adalah hadirnya berbagai teknologi seperti teknologi robotik, drone, big data, internet dan lain sebagainya.
“Dalam smart society ada sembilan tren perubahan. Diantaranya perubahan teknologi, perubahan makna, perubahan pekerjaan dan profesi, perubahan peta kompetisi, perubahan perilaku dan gaya hidup, perubahan regulasi, perubahan sumber kedaulatan baru, data, perubahan menjaga trust dan reputasi menjadi tumpuan kehidupan dan perubahan skill baru. Ini semua merupakan arah perubahan teknologi revolusi 4.0,” kata Rektor IPB saat bicara di depan ratusan para perwakilan perguruan tinggi.
Menurutnya, ada tiga pendekatan untuk menjawab tantangan disrupsi inovasi teknologi revolusi industri 4.0 yaitu bersikap dan berfikir konservatif, bersifat dan berpikir integratif atau konvergen dengan memudahkan pendidikan tradisional dan pendidikan digital dan mengambil sikap digital penuh (fully digital).
ADVERTISEMENT
“Pendidikan milenial IPB 4.0 ada lima bagian karakteristik atau dimensinya yakni, dimensi pembelajaran, dimensi profesi, dimensi literasi baru, dimensi kecakapan dan dimensi karakter. Pendidikan tinggi dihadapkan pada era yang sama sekali baru, membutuhkan cara pandang baru, memformulasikan paradigma baru, pembelajaran pun baru, kredit learning, online sistem, online program studi, data sciences, internet of things, bio technology dan big data. Kurikulum harus berubah, program-program studi ditata, bagaimana membangun softskill milenial harus dilakukan. IPB juga terus mempersiapkan mahasiswanya menjadi technopreneur dan sociopreneur yang handal,” kata Rektor.
Technopreneur adalah sosok yang mempunyai inovasi yang dikembangkan dalam dunia usaha untuk pengembangan bisnis. Sedangkan sociopreneur adalah seseorang yang mempunyai inovasi yang dikembangkan untuk pemenuhan atau pengabdian kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Karena itu IPB mengembangkan dua bidang tersebut, sehingga ke depan dapat menghadirkan pelaku-pelaku usaha atau ekonomi yang tangguh, minimal menjadi agen pemerataan pembangunan. Kepemimpinan dan kewirausahaan menjadi kata kunci dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas, sehingga mendorong IPB ingin mencetak techno-sociopreneur bukan sebagai praktisi tetapi pelaku yang memimpin masyarakat, pemimpin bisnis, birokrasi, lembaga penelitian dan lainnya,” tutur Rektor.(awl/Zul)
Keyword : kepemimpinan, kewirausahaan, kependudukan, pertumbuhan penduduk, LGBT, lansia, pernikahan dini